Rabu, 13 Maret 2013

Regiffan

Pada suatu waktu di negeri Regiffan, hiduplah enam sahabat. Mereka bernama Abid, Fajar, Galang, Nenes, Ismi, dan Fitri. Di negeri Regiffan tersebut, dibagi atas empat negeri bagian yang masing-masing dipimpin oleh ke-enam orang tersebut.
Abid memimpin negeri bagian awan yang terletak di atas awan. Di sana bertanah awan nan putih, terdapat Kapal Langit yang digunakan Abid untuk transportasi. Kapal ini bisa berjalan di awan, tanah, air, atau api. Abid juga mempunyai seekor burung elang putih raksasa yang sangat setia.
Fajar memimpin negeri bagian air yang terletak di laut yang mengelilingi negeri Regiffan. Fajar mempunyai kuasa penuh atas lautan yang mengelilingi negeri Regiffan tersebut. Seperti Abid, Fajar juga mempunyai sebuah kapal yang bisa berjalan di air, awan, tanah, atau api. Kapal ini sama persis dengan kapal yang digunakan Abid. Jika Abid mempunyai burung elang raksasa yang setia, Fajar mempunyai seekor penyu raksasa yang kuat dan pintar. Penyu ini adalah sumber pengetahuan di negeri Regiffan, dia menguasai semua ilmu pengetahuan.
Galang memimpin negeri bagian bawah tanah. Di sana Galang mempunyai pasukan-pasukan mengerikan yang siap bertempur untuk melindungi negeri Regiffan, seperti Medussa (ular berkepala wanita yang rambutnya terdiri dari ular-ular kecil), Manticore (singa yang berekor kalajengking), ada juga manusia berkepala banteng yang sangat besar dan kuat. Jika Abid dan Fajar mempunyai elang dan penyu yang setia, Galang mempunyai kalajengking merah raksasa yang perkasa.
Sedangkan Nenes, Ismi, dan Fitri bersama-sama menjadi ratu memimpin negeri Regiffan bagian tengah. Di negeri Regiffan ini semua sangat bahagia, di sudut utara terdapat suatu taman yang semua bagian dari taman itu bisa dimakan. Di taman tersebut terdapat sebuah gerbang besar bertuliskan The North Garden. Airnya terbuat dari coklat cair, rumputnya terbuat dari cokelat mint, batunya terbuat dari stroberi dengan aneka bentuk. Ini adalah tempat favorit para ratu untuk menghabiskan waktu bersama.
Pada suatu ketika saat ketiga ratu itu bermain di North Garden, datanglah seorang nenek tua berjubah hitam. Nenek tersebut meminta sekeping emas kepada ketiga ratu tersebut. Karena kebaikan ketiga ratu tersebut, Nenes menghampiri nenek tersebut dan memberikan sekeping emas dengan tersenyum. Tapi tiba-tiba nenek itu menarik tangan Nenes dan mendekapnya. Fitri yang mengetahui temannya ditangkap, langsung berusaha menolong. Tapi pada saat yang bersamaan, seekor burung elang hitam raksasa datang dari langit dan membawa Fitri, nenek tersebut tertawa kejahatan. “Aku akan menguasai negeri ini !!”, katanya. Dengan satu letupan asap, nenek itu langsung menghilang dengan membawa Nenes.
Ismi yang tak bisa berbuat apa-apa mengetahui kedua sahabatnya diculik, langsung pergi ke bawah tanah untuk memberitahu Galang. Galang yang terkejut langsung menyiapkan pasukannya. Setelah dari bawah tanah, Ismi lalu terbang menuju negeri awan untuk memberitahu Abid. “Darimana nenek itu berasal?” tanya Abid. Ismi langsung terdiam bingung. “Ayo kita ke negeri bagian air, di sana kita bisa bertanya pada penyu milik Fajar” kata Abid dengan nada menggebu. Berangkatlah kedua sahabat tersebut menggunakan kapal milik Abid.
Sesampainya di negeri bagian air, Galang dan Fajar sudah berdiri menunggu. “Aku sudah tau semunya” kata fajar tenang. “Panggil penyumu Jar !!” dengan nada rendah Abid berkata kepada Fajar. Dengan mata terpejam Fajar bergumam mengucapkan kata-kata yang tak bisa dimengerti sahabat-sahabatnya. Sesaat setelah Fajar membuka mata, munculah penyu raksasa itu dari dalam laut. “Ada apa ini?” kata penyu itu dengan nada yang berat dan bijaksana. “Kami ingin tau siapa nenek tua yang berjubah hitam dan memiliki burung elang hitam raksasa. Dia telah menculik ratu Nenes dan ratu Fitri” jawab Fajar.
“Oh, kalian sudah bertemu dengan dia yaa. . . dia adalah ratu Rarore, penguasa negeri Getree. Di negeri itu dipenuhi kebencian, api, dan makhluk-makhluk mengerikan. Tidak ada siang atau pagi di negeri itu, yang ada hanya gelap. Berjalanlah terus ke barat, di sana nanti kalian akan menemukan sebuah gua besar, itulah gerbang menuju negeri Getree. Jika kalian ingin menyelamatkan sahabat kalian, hanya ada satu cara, yaitu dengan membawa kekuatan yang tak ada tandingannya” terang penyu itu dengan nada yang berat.
“Apa maksutnya kekuatan yang tak ada tandingannya itu?” Ismi bertanya.
“Kalian harus mencari jawabannya sendiri, kalian harus tetap bersama untuk bisa mendapatkan jawaban itu” kata penyu itu lagi.
Lalu dengan perlahan penyu itu pun kembali masuk ke dalam laut.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tidak tahu apa yang dimaksud penyu itu, bagaimana cara kita mengalahkan ratu sialan itu !?” Fajar bertanya dengan memandang sahabat-sahabatnya.
“Aku akan tetap pergi ke sana sekarang juga! Entah bagaimanapun juga caranya!” dengan lantang Abid berkata pada sahabat-sahabatnya.
“Aku dan pasukanku akan bersamamu Abid” sahut Galang.
“Tunggu. .kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi nanti, lebih baik kita pikirkan dulu apa yang dimaksud penyu itu” Ismi menyela.
“Aku setuju dengan Ismi, kita tidak boleh gegabah.” Kata Fajar menyetujui perkataan Ismi.
“Apa kita akan terus menunggu dan menunggu jawaban itu !!? kita tidak tahu bagaimana keadaan Fitri dan Nenes di sana” kata Galang sambil memandangi Fajar dan Ismi.
“Kita berangkat sekarang dan menyelamatkan sahabat kita atau kita berdiam di sini menunggu jawaban itu sementara sahabat kita tersiksa di sana !!!” dengan nada tinggi Abid menyela.
“Oke Abid, aku tunggu kau di gerbang utama Regiffan” kata Galang.
Maka Galang langsung menuju bawah tanah untuk menghimpun pasukannya, Abid terbang ke awan juga untuk menghimpun pasukan. Ismi¬ dan Fajar hanya terdiam melihat kedua sahabatnya pergi.
Beberapa saat kemudian di gerbang utama Regiffan, Galang yang menaiki kalajengking merah raksasa sudah menunggu dengan pasukannya. Tak lama kemudian Abid datang menaiki elang putih raksasa dengan sebuah pedang petir biru di pundaknya. Di belakang Abid ada 7 ekor singa putih bersayap dan 7 manusia berkepala burung bersayap emas lengkap dengan pakaian perang yang menunggangi pegasus. Tiba-tiba datanglah Fajar dan Ismi menggunakan kapal yang mengambang di atas tanah.
“Bukankah kita harus selalu bersama. . sahabatku? Kami akan ikut !” Fajar berkata dengan penuh semangat.
Abid dan Galang pun tersenyum bahagia. Kemudian Abid terbang di atas pasukan dan sahabat-sahabatnya.
“Kedua ratu kita telah diculik oleh ratu Rarore sialan itu, apa kalian akan diam saja!! Apa kalian akan membiarkan ratu kalian tersiksa di negeri sialan itu!!” kata Abid memberi semangat.
“TIDAK !!!” sahut pasukan-pasukan itu.
“Hari ini, dunia akan menjadi saksi, bahwa tidak ada yang bisa mengusik negeri ini!! Negeri Regiffan ini!! Negeri kita !!” Abid kembali memberi semangat.
Pasukan-pasukan semakin bersemangat. Beberapa saat kemudian berangkatlah mereka semua menuju ke barat. Sesampainya di sebuah gua besar seperti yang di katakan oleh penyu, mereka berhenti.
“Ayo semuanya, kita masuk !!” Galang memimpin di depan.
Mereka berjalan terus menyusuri gua tersebut. Di ujung gua tersebut tampaklah sebuah sinar merah terang. Mereka makin bersemangat. Setelah keluar dari gua tersebut, mereka langsung disuguhi ribuan pasukan negeri Getree yang tak terbayang sebelumnya oleh mereka. Mereka dihadapkan oleh makhluk-makhluk yang belum pernah mereka temui sebelumnya, anjing hitam besar berkepala tiga, anjing dengan tubuh berbaju api, raksasa bermata satu membawa batu besar di tangannya, dan masih banyak lagi.
“Jangan ada rasa takut di antara kalian! Ayo. .serbu!!!” kata Galang lantang sembari memimpin di depan.
Sementara Galang dan pasukannya berperang, Abid, Fajar, dan Ismi terbang melewati peperangan itu dan langsung menuju istana tempat tinggal ratu Rarore. Mereka mendarat di balkon atas istana, dan langsung disambut oleh ratu Rarore serta burung elang hitam raksasanya, dan Fitri juga Nenes terbaring tak sadarkan diri di belakang ratu Rarore.

“Jadi inilah para pemimpin negeri Regiffan itu, kalian masih anak-anak. .sudah saatnya negeri kalian mendapat pemimpin yang baru, biarkanlah aku memimpin negeri kalian dan akan aku berikan kedua sahabat kalian ini” kata ratu Rarore dengan nada melengking dan tertawa jahat.
“Kau akan mati dan melihat negerimu ini hancur oleh kami” Abid membalas perkataan ratu Rarore.
Dengan pedang petir birunya, Abid berlari menuju ratu Rarore dan berusaha untuk menhunuskan pedangnya. Tapi dengan ayunan tongkat sihir ratu Rarore, tiba-tiba Abid langsung tidak bisa bergerak, lehernya seperti ada mencekik. Melihat kejadian itu, Fajar dengan pedangnya juga bermaksud untuk membunuh ratu Rarore. Tapi sama seperti Abid, Fajar pun tak berdaya dengan sihir itu. Dengan cepat ratu Rarore mengeluarkan pedang hitamnya dan langsung menghampiri Abid dan Fajar. Ismi yang tak bisa berbuat apa-apa pun berteriak “Tidak !! jangan bunuh sahabat-sahabatku”
Tapi terlambat, pedang sudah dihunuskan ke tubuh Abid dan Fajar. Tubuh mereka berduapun langsung tersungkur ke balkon. Mereka mencoba mangambil pedang mereka, dan hanya bisa memandangi ratu Rarore berjalan menghampiri Ismi dengan pedang di tangannya untuk membunuh Ismi. Saat ratu Rarore mengangkat pedangnya dan berusaha membunuh Ismi, tiba-tiba Galang datang dan menangkis dengan pedang merah miliknya. Terjadilah duel antara Galang dan ratu Rarore, namun ratu Rarore masih terlalu kuat bagi Galang. Dengan bersimpa darah Galang duduk bersandar pada dinding balkon hanya bisa memandangi ratu Rarore menghampiri Ismi.
Saat itu Fitri dan Nenes sadar, mereka terkejut melihat sahabat-sahabatnya berlumuran darah. Mereka berteriak dan menangis berlari menghampiri Galang, Abid, dan Fajar. Mendengar itu, ratu Rarore berpaling dari Ismi.
“Ohh. .ternyata kalian sudah sadar. .lihatlah mereka semua, sahabat-sahabat lemahmu. .hahahahha” kata ratu Rarore pada Fitri dan Nenes.
Melihat ratu Rarore sedang lengah, Ismi berusaha mengambil pedang milik ratu Rarore. Namun ratu Rarore mengetahui hal itu, dengan sekali ayunan, pedang tersebut mengenai bahu kanan Ismi. Ismi pun terlempar ke sebelah ketiga sahabatnya, Fajar, Abid, dan Galang.
“Menangislah anak-anak bodoh. .hahahahaa” ratu Rarore tertawa sambil melihat mereka berenam.
Fitri, Nenes, Abid, Fajar, Galang, dan Ismi saling berpegangan tangan dan menangis.
“Inilah akhir dari kita teman. .akhir dari persahabatan yang indah, aku sayang kalian semua, aku senang bisa mengenal kalian semua. .aku. .akk. .uu. .” kata Abid dengan terbatah-batah dan diakhiri dengan senyuman.


“Nggak Abid. .kita nggak akan mati di sini. .kalian nggak boleh pergi. .” Nenes menyela sambil menangis.

Pegangan tangan mereka betambah kuat, mereka berenam memejamkan mata sambil menangis, tiba-tiba pergelangan tangan mereka bersinar terang.
“Ada apa ini. .” ratu Rarore terkejut dan bingung.
Dengan sihirnya ratu Rarore berusaha memisahkan mereka, tapi sia-sia saja, sihirnya tak berpengaruh apa-apa. Saat keenam sahabat itu membuka mata, sinar di pergelangan tangan mereka bersatu dan mamancar terang ke langit yang gelap di negeri Getree itu. Langit yang gelap itupun perlahan terbuka dan berubah menjadi terang kebiruan. Para pasukan yang sedang bertempur di bawah tadi langsung berhenti dan menatap ke langit.
Sesaat setelah langit berubah menjadi terang kebiruan, ratu Rarore berteriak “Tubuhku. .tubuhku. . .tidak, ini tidak mungkin terjadi. .apa yang kalian lakukan!!”
Tubuh ratu Rarore perlahan berubah menjadi serpihan-serpihan hitam dan terbang terbawa angin. Para pasukan ratu Rarore pun ikut berubah menjadi serpihan-serpihan hitam. Inilah kekalahan negeri Getree. Namun Abid, Ismi, Galang, dan Fajar masih bersimpa darah dan semakin tak berdaya. Fitri dan Nenes tidak tahu harus berbuat apa, mereka berdua hanya bisa menangis menatap satu persatu sahabat-sahabatnya.
Lalu turunlah dari langit dua orang wanita berbaju kuning keemasan.
“Kalianlah yang memanggil kami, apa yang bisa kami perbuat untuk kalian?” kata salah seorang dari wanita itu.
“Apa saja?” Tanya Fitri sambil menahan air matanya.
“Iya, apa saja” jawab wanita itu.
“Aku ingin keempat sahabatku ini sembuh kembali dari luka mereka dan mereka pulih lagi seperti sediakala” pinta Fitri sambil menatap kedua wanita itu.
“Tutuplah mata kalian berenam sekarang juga” kata wanita itu lagi.
Lalu mereka berenam menutup mata mereka, mereka melihat sinar terang saat menutup mata. Saat mereka membuka mata, mereka sudah berada di negeri mereka sendiri, Regiffan, dengan badan yang bersih sama saat mereka akan berangkat ke negeri Getree.
“Kita masih hidup. . .” teriak Fajar dengan wajah yang masih tidak percaya.
Saat mereka larut dalam kebahagiaan, tiba-tiba Nenes berkata, “Tapi siapa kedua wanita yang tadi itu?”

“Kau ingin jawaban? Kau juga tau harus kemana bila ingin mendapat jawaban itu. . .” jawab Fajar.
“PENYU. .!!!” sahut Abid, Fitri, Galang, dan Ismi.

Segeralah mereka menuju negeri bagian air milik Fajar. Sampai di sana sang penyu ternyata sudah menunggu.
“Selamat datang di rumah anak-anakku, kalian berhasil” kata penyu itu dengan tersenyum.

“Apa maksudmu kami berhasil?” tanya Abid.
“Kalian berhasil menemukan apa yang dimaksud dengan kekuatan yang tak ada tandingannya” jawab penyu itu.
“Kami tidak tahu apa yang dimaksud kekuatan yang tak ada tandingannya itu, jelaskan kepada kami” tanya Galang.
“Sebenarnya kekuatan yang tak ada tandingannya itu adalah kekuatan yang hanya bisa didapat dari sebuah persahabatan yang sangat kuat. Itu adalah sihir terhebat di dunia ini, dan kalian berhasil menemukannya” terang penyu itu dengan nada yang rendah.
“Lalu bagaimana dengan dua wanita yang turun dari langit berbaju kuning keemasan dan memberikan kami satu permintaan?” tanya Nenes penasaran.
“Ohh. .itu adalah dewi Eva dan dewi Rossi, mereka hanya bisa dipanggil oleh kekuatan yang dihasilkan dari persahabatan, sinar persabahatan yang memancar ke langitlah yang memanggil mereka. Mereka berdua hanya bisa dipanggil pada saat benar-benar dibutuhkan saja” terang penyu lagi.
“Jadi begitu. . .persabahatan kitalah yang telah mengalahkan ratu Rarore itu” kata Fitri.

Setelah itu mereka berenam kembali ke kehidupan mereka seperti biasanya. Fitri, Ismi, dan Nenes sering menghabiskan waktu bersama di North Garden. Abid kembali ke negeri bagian awan untuk melindungi negeri Regiffan dari langit. Fajar kembali ke negeri bagian air untuk melindungi negeri Regiffan di laut yang mengelilingi negeri tersebut. Sementara Galang kembali ke bawah tanah untuk melatih pasukan-pasukannya agar lebih kuat lagi untuk melindungi negeri Regiffan dari kekuatan-kekuatan jahat.




Love




Sedikit penjelasan:
Regiffan = Rossi, Eva, Galang, Ismi, Fajar, Fitri, Abid , Nenes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semua dan Segalanya

karena sejatinya manusia hadir dunia saling berpasangan. Itulah yang Allah beritahukan kepada manusia melalui Al-Qur'an. Bahwa setiap in...