Selasa, 13 September 2016

Ini Kisahku: Ada

ada yang melihat matahari dari bawah, ada juga yang melihatnya dari atas
ada yang merasakan hangat, ada juga yang saling menghangatkan
ada yang terjerembab dalam waktu, ada juga yang terbebas oleh waktu
ada yang mendengar, ada juga yang saling membicarakan
ada yang menunggu, ada juga yang sedang berjalan
ada yang berlari, ada juga yang tertatih
ada yang terdiam, ada yang tergerak
ada yang membaca, ada juga yang menulis
ada yang masih terus merencanakan, ada juga yang sudah memulai

melihat atas bukan berarti lupa dengan dibawa
menghangatkan bukan berarti hanya untuk individu, melainkan untuk bersama
terbebas oleh waktu bukan berarti bebas segalanya, seyogyanya mengaturnya kembali
saling membicarakan kebaikan dan menjadi pendengar yang baik
berjalan menuju kebaikan sembari melihat waktu dan janji
tertatih mengejar waktu takkan membuat segalanya baik
tergerak untuk menjadi baik, terdiam merencanakan sebuah langkah baru
menuliskan segala apa ynag menjadi keresahan jiwa, walaupun terkadang belum tentu apa yang kita rasakan tertulis jelas
ada yang memulai ada juga yang merencanakan.

Senin, 30 Mei 2016

Ini kisahku: Penyelesaian

Penyelesaian

Tidak dipungkiri dalam setiap kehidupan ada permulaan ada juga penyelesaian. Kita diciptakan melalui permulaan dua insan yang menjalin kasih karena sebuah perjanjian besar kepadaNya. dan dari permulaan itu pula kita terlahir didunia ini. Melalui tangan halus mereka berdua mulailah kita menjajaki dunia baru yang penuh dengan pertanyaan dan permulaan. pertanyaan kapan kita bisa berbicara? pertanyaan kapan aku bisa berjalan? dan pertanyaan yang mungkin tidak dapat terungkap oleh kedua insan. yang mereka tahu kita sedang memulai sebuah hal yang baru dan ingin kita usahakan untuk melakukannya. dari tahapan itu aku mampu untuk mengurai sebuah kata menjadi ucapan. merangkai 26 huruf menjadi kalimat yang membuatku semakin tahu bahwasanya sebuah permulaan yang baik akan menghasilkan yang baik pula, walaupun tidak semua teori tersebut mutlak benar. lamban laun kita menjadi tahu bahwasanya permulaan yang kita lakukan adalah sebuah perihal proses yang wajib kita lewati. dan pastinya yang kita ketahui permulaan itu selalu diawali dengan kata "apakah aku bisa melakukannya?" normatif, namun setiap kami pastinya akan mengatakan demikian. ketahuilah bahwasanya sejak kecil kita sudah distimulus oleh orang tua kita untuk belajar keyakinan untuk permulaan. bayangkan kalau sejak kecil kita tidak distimulus oleh kedua orang tua kita untuk berjalan dan berbicara. mungkin kita sekarang belum bisa berlari dan berkomunikasi dengan lainnya. sadar atau tidak saat itu tidak ada terbesit pertanyaan "apakah aku bisa melakukannya?" yang ada kita terus melakukan. mungkin sesekali kita menangis, sesekali juga kita bahagia karena kita bisa melakukannya. yah, pada saat itu kita sudah menyelesaikan tugas kita untuk bisa membuat orang tua kita tertawa bahagia atas segala kepolosan kita melakukan hal tersebut. begitulah fase kita yang mungkin sekarang kita sukar melihat sebuah peluang untuk melakukan sesuatu. setiap permulaan terasa sukar, sukar diawal belum tentu juga sukar saat proses. karena yang kita ketahui proses yang dilewati ada sebuah jalan untuk menuju sebuah penyelesaian yang sempurna. tinggal kita ingin mengambil jalan mana. jalan pintas atau jalan memutar. tujuan jelas disana. tinggal kita mau jalan apa tidak? permulaan jalan adalah melangkahkan kaki, penyelesaian yang baik adalah senyuman bahagia melewati proses yang mungkin kita aggap sukar.

Magelang, 30 Mei 2016

Selasa, 17 Mei 2016

ini kisahku: Aku ingin belajar

aku ingin selalu belajar

kadang kala alam terlalu baik untuk hanya sekedar memberikan pemandangan untuk memperindah hati dan pikiran. mencoba untuk terus mengetahui maksud itu semua sepertinya terlalu sukar untuk hanya sekedar dinikmati semata saja. boleh jujur sejatinya manusia diberikan kesempatan untuk hidup didunia ini tidak semata untuk belajar. hmmm...agaknya egois mungkin jikalau didunia ini hanya untuk belajar saja. ketahuilah kawan belajar bukanlah terkait aku sarjana sedangkan kamu masih pelajar tingkat menengah. belajar adalah perihal rasa haus kita terhadap sesuatu hal yang kita anggap itu perlu kita ketahui. memahami satu kesatuan bukanlah sebuah hal yang memuaskan. sejatinya satu kesatuan masih berlimpah lagi sesuatu yang hanya mampu dibuka oleh seseorang yang mampu membukanya. dengan belajar kita mampu membuat pondasi hidup ini agaknya lebih baik dari biasanya. selayaknya kita membuat sebuah gedung yang tinggi pastinya yang kita butuhkan sebuah pondasi yang kuat untuk membuat sebuah bangunan yang kokoh dan megah. alam menyediakan segalanya bukan hanya sekedar dinikmati semata. dipelajari dan difahami apa definisi dari semua ini. kata siapa alam tidak mampu berbicara. kau salah kawan, sejatinya alam mampu mencitrakan apa yang ada dalam hatinya. bukankah kita ketahui banyak kejadian alam yang membuat kita tidak mampu berfikir dengan pikiran manusia. bahwasanya alam mampu mencitrakan apa yang ada difikirannya saat ini.

memahami setiap beluk dari segala kisah yang kita dapatkan dari keseharian bahwasanya banyak manusia diluar sana mencoba untuk terus bergerak menjadi lebih baik dari sebelumnya. bukankah itu yang selalu diucapkan oleh semua manusia. menjadi lebih baik dari sebelumnya dan akhirnya stuck pada sebuah kalimat "what should i do?". Sejatinya banyak hal jikalau kita mampu membuka cakrawala pikiran kita. membatasi pikiran kita hanya akan membunuh diri kita sendiri. sejatinya berpikir adalah sebuah kebebasan yang dikaruniakan kepada manusia. lantas mengapa kita menutup jendela itu? kukatakan sekali lagi kawan... jangan kamu menutup pintu itu biarkan terbuka. biarkan cahaya matahari itu menembus kedalam rumah pikiran kita. menghangatkan semua yang ada didalamnya. jika malam tiba kita kembali menutupnya dan sesaat kita melihat malam yang dipenuhi bintang dan bulan yang indah. sejenak kita berfikir mengapa demikian?

Magelang, 17 Mei 2016

Senin, 04 Januari 2016

ini kisahku: kecantikan

Kecantikan hanya cocok disematkan kepada ummi, adik perempuanku dan.....
Kamu?
Oh iya kamu yang kelak menjadi penyempurna iman dan taqwaku. Yang menjadi madrasah bagi anak-anakku. Calon ibu inspiratif bagi keluarga dan menjadi orang yang dicintai pertama kalinya oleh anak-anakku
Karena sejatinya kasih sayang dan cinta tertuju kepada orang yang benar-benar rela menjagamu.
Pemalang, 22 Desember 2015

ini kisahku: menggenap

Menggenap bukan perkara mudah yang senantiasa terucap. Agaknya itu kata yang sangat berat. Karena ketika memutuskan menggenap, itu berarti kita siap untuk membagi kehidupan kita dengan yang kita genapi. Ada orang yang akan kita repoti setiap hari, ada orang yang selalu mengingatkan. Menggenap bukanlah sekedar kita berjanji dengan seorang laki laki yang melindungi. Melainkan perjanjian ku dengan Sang Penjaga Insan Manusia. Saat menjabat seperti ada sebuah Gunung yang siap menjadi tanggung jawab baru. Yah, menggenap juga sebagai sarana introspeksi setiap insan yang memiliki rasa. Cinta dan kasih sayang.
Siap menggenap?
Pemalang, 24 Desember 2015

ini kisahku: Pertemua

pertemuan

memikirkan kembali definisi dari sebuah pertemuan. pertemuan itu bisa saja menjaid perpisahan sementara dari sebuah waktu. tidak bisa menyalahkan keseluruhan kepada waktu. karena waktu tak bisa kita salahkan. waktu sudah berusaha sedemikian rupa untuk berputar dan mempertemukan kita dalam sebuah pertemuan. yah, pertemuan yang dimaksud ini adalah pertemuan dengannya. dalam sebuah pelatihan yang luarbiasa kita bertemu dan berusaha saling memberikan gagasan baru untuk Indonesia. agaknya lucu sekali jikalau pertemuan itu kita buat menjadi pertemuan yang berkesan menyedihkan. bukankah setiap pertemuan itu bersifat bahagia? kenapa kita malah membuat pertemuan itu menjadi sangat menyedihkan? ayolah untuk bisa senantiasa membuat pertemua itu menjadi sangat menyenangkan. matahari saja selalu menanti waktu dimana bisa bertemu dengan bumi, bulan saja selalu menanti waktu untuk bisa bertemu dengan bintang. lalu, kenapa kita nggan untuk bertemu dengannya?

ah aku tahu sahabat, kita masih malu dengan diri ini yang masih harus bnyak belajar lebih darinya. bisa saja waktu berkata lain. tenang kamu tidak perlu men-dikte waktu harus A dan B. karena bahwasanya waktu tidak akan pernah berkompromi dengan kita, sahabat. Jadikan momment pertemuan kita dengan semua orang selalu istimewa. apalagi bertemu denganNya? wah kalau iktu aku tidak bisa berkata yang lain, sahabat.. :D

Magelang, 04 januari 2016


Semua dan Segalanya

karena sejatinya manusia hadir dunia saling berpasangan. Itulah yang Allah beritahukan kepada manusia melalui Al-Qur'an. Bahwa setiap in...