Merupakan
nikmat dan anugerah yang besar bagi seorang muslim dapat berjalan di atas
kebenaran, mencari ridha Allah dan menggapai surgaNya kelak. Dalam perjalanan
seorang muslim, tak jarang dirinya lupa sehingga perlu diingatkan, kadang juga
ia lalai sehingga membutuhkan teguran, belum lagi apabila ia keliru sehingga ia
mencari pelita yang dapat meluruskan langkah dan arahnya. Berikut ini penulis
mengajak dirinya dan ikhwah sekalian untuk merenungi lagi ayat-ayat Allah,
hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan bimbingan
pemahaman Salafus Shalih. Menyegarkan kembali ingatan kita bersama tentang
kemuliaan ibadah melalui thalabul
ilmi, agar semangat tak menjadi surut, terlebih di hadapan berbagai ujian
dan cobaan kehidupan duniawi. Semoga dapat bermanfaat khususnya bagi diri
penulis dan bagi seluruh pembaca, amin….
Saudaraku…, Islam menjelaskan kedudukan yang tinggi nan mulia tentang keutamaan
ilmu, banyak ayat dan hadits serta perkataan dan kisah teladan para ulama salaf
yang menunjukkan hal ini, diantaranya adalah :
* Menggapai kemuliaan dengan ilmu syar`i
~
Allah berfirman : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”[1]
~
Ath-Thabari berkata, "Allah mengangkat derajat orang beriman yang berilmu
di hadapan orang beriman yang tidak berilmu karena keutamaan ilmu mereka (jika
mereka mengamalkan ilmu tersebut. pent).[2]
~ Asy-Syaukani berkata, "yaitu derajat
yang tinggi dengan kemuliaan di dunia dan pahala di akherat"[3]
~ Suatu hari Nafi` bin Abdul Harits
mendatangi Amirul Mukminin (Umar bin Khattab) di daerah `Usfan (saat itu Umar
tengah mempercayakan kepemimpinan Mekah kepada Nafi`); Umar bertanya,
"Siapa yang engkau jadikan penggantimu -sementara waktu- bagi penduduk
Mekah?", Nafi` menjawab "Ibnu Abza", Umar bertanya, "Siapa
Ibnu Abza?", Nafi` menjawab, "Seorang budak", Umar, "Engkau
telah memberikan kepercayaan kepada seorang budak?!", Nafi`,
"Sesungguhnya ia hafizh Al-Qur`an dan berilmu tentang faraidh (yakni
hukum-hukum islam)". Kemudian Umar berkata, "Sungguh Nabi kalian
telah berkata: "Sesungguhnya Allah mengangkat derajat sebagian manusia
dengan Al-Qur`an dan merendahkan sebagian yang lain karenanya."”[4]
~ Ibrahim Al-Harbi berkata "Seseorang
bernama `Atha bin Abi Rabah adalah budak berkulit hitam milik seorang wanita
penduduk Mekah. Hidung `Atha pesek seperti kacang (sangat kecil). Suatu hari
Sulaiman bin Abdul Malik sang Amirul Mukminin bersama kedua anaknya mendatangi
`Atha yang sedang shalat, setelah selesai dari shalatnya ia menyambut mereka.
Masih saja mereka asyik bertanya kepada `Atha tentang manasik haji kemudian
Sulaiman berkata kepada kedua anaknya "wahai anak-anakku, jangan kalian
lalai dari menuntut ilmu, sungguh aku tidak akan lupa telah berada di hadapan
seorang budak hitam (yang berilmu ini)". Dalam kisah yang lain Ibrahim
Al-Harbi berkata "Muhammad bin Abdurrahman Al-Auqash adalah seorang yang
lehernya sangat pendek sampai masuk ke badannya sehingga kedua bahunya menonjol
keluar. Dengan penuh perhatian dan kasih sayang ibunya berpesan "wahai
anakku, sungguh kelak setiap kali engkau berada di sebuah majelis engkau akan
selalu ditertawakan dan direndahkan, maka hendaklah engkau menuntut ilmu karena
ilmu akan mengangkat derajatmu". Ternyata (ia mematuhi pesan ibunya.
pent) sehingga suatu saat dipercaya menjadi Hakim Agung di Mekah selama dua
puluh tahun".[5]
~ Al-Muzani berkata, "Aku pernah
mendengar Imam Syafi`i berkata: "Barangsiapa mempelajari Al-Qur`an maka
akan mulia kehormatannya, barangsiapa mendalami ilmu fikih maka akan agung
kedudukannya, barangsiapa mempelajari bahasa (arab) maka akan lembut tabiatnya,
barangsiapa mempelajari ilmu berhitung maka akan tajam nalarnya dan banyak idenya,
barangsiapa banyak menulis hadits maka akan kuat hujjahnya, barangsiapa yang
tidak menjaga dirinya maka tidak akan bermanfaat ilmunya".[6]
* Menuntut ilmu adalah
jalan menuju surga
~ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, "Barangsiapa menempuh sebuah jalan untuk mencari ilmu, maka
Allah akan memudahkannya jalannya menuju surga"[7]. ~ Beliau juga bersabda
"Barangsiapa keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah
sampai ia kembali"[8]
* Dengan menuntut ilmu
segala pintu kebaikan dan maghfirah serta pahala akan dilimpahkan
~ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, "Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka ia akan
diberikan kepahaman tentang agama."[9]
~ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
juga bersabda, "Apabila anak cucu Adam meninggal dunia maka terputus semua
amalannya kecuali dari tiga hal : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak
shalih yang mendoakannnya"[10]
~ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
juga bersabda "…dan sesungguhnya para Malaikat akan merendahkan
sayap-sayap mereka bagi penuntut ilmu sebagai tanda ridha terhadap yang
dilakukannya, Sungguh seorang yang berilmu akan dimintakan ampun baginya oleh
semua yang ada di langit dan bumi sampaipun ikan di lautan, keutamaan seorang
yang berilmu atas seorang ahli ibadah bagaikan keistimewaan bulan di hadapan
seluruh bintang-bintang. Para ulama adalah
pewaris para Nabi. Para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, mereka
hanya mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang dapat mengambilnya sungguh ia
telah meraih bagian yang banyak"[11]
Ilmu
ini adalah anugerah, mari kita bersama menjaganya dengan baik. Mengikhlaskan
hati mensucikan niat agar Allah menambahnya serta melimpahkan berkah di dalamnya,وقل رب زدني علما "dan katakan, Wahai Rabb tambakanlah bagiku ilmu"[12]. Jangan sampai kemurniannya terkotori dengan
bisikan ambisi materi atau buaian kemewahan duniawi. Dalam hal ini Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengingatkan kita dengan sebuah haditsnya
"Barangsiapa mencari ilmu yang seharusnya dicari untuk mengharapkan
wajah Allah, namun ternyata ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkan
satu tujuan dunia, maka ia tidak akan mencium wanginya surga pada hari kiamat"[13]. Para ulama salaf menjelaskan bahwa di
antara kiat menjaga kenikmatan mulia ini adalah dengan :
1.
Selalu bersemangat dalam menuntut ilmu dan tidak merasa bosan; Imam Syafi`i berkata, "Tidaklah berhasil menuntut ilmu (dengan baik)
bagi seorang yang mencarinya dengan cepat merasa bosan seakan tidak
membutuhkannya, akan tetapi seorang akan berhasil menuntut ilmu jika
melakukannya dengan perjuangan dan susah payah, penuh semangat dan hidup
prihatin"[14]. Dalam Diwannya
beliau juga membawakan syair
أخي لن تنال العلم إلا بستـتة # سأنبيك عن تفصيلها
ببيان # ذكاء وحرص واجتهاد وبلغة # وصحبة أستاذ وطول زمان
Wahai
saudaraku…, engkau takan mendapatkan ilmu melainkan dengan (memperhatikan) enam
hal…
Aku
akan menyebutkannya dengan penjelasan… kecerdasan, semangat,
kesungguh-sungguhan, biaya materi… petunjuk Ustadz, dan waktu yang panjang….[15]
2. Mengamalkan ilmu yang
telah kita dapatkan; Amr bin Qays berkata, "Jika sampai kepadamu suatu ilmu maka
amalkanlah meskipun hanya sekali… "[16], Imam Waki` berkata,
"Jika engkau hendak menghafal satu ilmu (hadits) maka amalkanlah!"[17], Imam Ahmad berkata,
"Tidaklah aku menulis suatu hadits melainkan aku telah mengamalkannya,
sehingga suatu ketika aku mendengar hadits bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam melakukan hijamah (bekam) dan memeberikan
upah kepada ahli bekam (Abu Thaybah) satu dinar, maka aku melakukan hijamah dan memberikan kepada
ahli bekam satu dinar pula"[18]
* Senantiasa mengingat
dan mengulang-ulang ilmu; Ali bin Abi Thalib berkata, "Ingat-ingatlah (ilmu) hadits,
sungguh jika kalian tidak melakukannya maka ilmu akan hilang."[19], Ibnu Abas berkata
"Mengulang-ulang ilmu di sebagian malam lebih aku cintai daripada
menghidupkan malam (dengan ibadah)[20] , Az-Zuhri berkata,
"Gangguan ilmu adalah lupa dan sedikitnya muraja`ah (mengulang-ulang)."[21]
Saudaraku…, kita perlu mengingat
kembali sebuah hadits yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau menggambarkan bagaimana Allah akan mencabut ilmu dari kehidupan
dunia ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda "Sesungguhnya
Allah tidak mencabut ilmu dengan merenggutnya dari para manusia, namun mencabut
ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga apabila Allah tidak menyisakan lagi
seorang alim maka manusia akan menjadikan para pembesar mereka dari kalangan
orang-orang bodoh, yang ditanya (tentang agama) lantas orang-orang bodoh itu
berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan"[22]. Dalam hadits yang lain
beliau bersabda, "Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah
diangkatnya ilmu, kebodohan semakin banyak merebak, zina menjadi nampak
(dimana-mana), khamr diminum, kaum pria menjadi sedikit dan kaum wanita menjadi
lebih banyak…."[23]. Ibnu Qayyim
Al-Jauziyah berkata, "Sungguh keberadaan agama Islam dan keberlangsungan
dunia ini adalah dengan keberadaan ilmu agama, dengan hilangnya ilmu akan
rusaklah dunia dan agama. Maka kokohnya agama dan dunia hanyalah dengan
kekokohan ilmu."[24] Al-Auza`i berkata : Ibnu
Syihab Az-Zuhri menyatakan, "Berpegang teguh dengan sunnah adalah
keselamatan, sementara ilmu diangkat dengan cepat. Kekokohan ilmu adalah
keteguhan bagi agama dan dunia, hilangnya ilmu adalah kehancuran bagi itu
semua."[25]
Saudaraku…., yakinlah bahwa di antara
kunci kebahagiaan dunia dan akherat adalah dengan menuntut ilmu syar`i, itulah
yang akan menumbuhkan khasyyah dan sikap takut kepada
Allah, merasa diawasi sehingga waspada terhadap semua ancaman Allah. Semua itu
tidaklah didapatkan kecuali dengan ilmu syar`i, Allah berfirman,
"Sesungguhnya hanyalah para ulama yang memiliki khasyyah kepada Allah"[26] Ath-Thabari berkata
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah, menjaga diri dari adzab dengan
menjalankan ketaatan kepada Allah hanyalah orang-orang yang berilmu, mereka
mengetahui bahwa Allah Maha Mampu melakukan segala sesuatu, maka mereka
menghindar dari kemaksiatan yang akan menyebabkan murka dan adzab Allah…"[27]. Abdullah bin Mas`ud
dan Masruq berkata, "Cukuplah ilmu untuk dapat membuat takut kepada Allah,
dan cukuplah kebodohan yang menyebabkan seorang lalai tentang Allah".
Al-Baghawi menyebutkan bahwa seseorang memanggil dan berkata kepada Sya`bi,
“wahai "alim" berfatwalah”, Sya`bi menjawab,
"Sesungguhnya seorang "alim" adalah yang memiliki khasyyah kepada Allah"[28]. Syaikh As-Sa`di
berkata dalam tafsirnya (yaitu tafsir dari Surat Al-Faaathir ayat 28, ed),
"Ayat ini adalah dalil keutamaan ilmu, karena ilmu akan menumbuhkan
sikap khasyyah (takut) kepada Allah, orang yang takut kepada Allah adalah orang
yang akan mendapatkan kemuliaan Allah sebagaimana firmanNya "Allah ridha
kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah, itu hanya bagi orang-orang yang
memiliki khasyyah kepadaNya"[29]. Dengan ilmu kita dapat
menumbuhkan sikap khasyyah kepada Allah dan itulah muraqabah yang akan membimbing
langkah-langkah kita menuju ridha Allah. Sufyan berkata, "Barangsiapa
yang berharap
(kebahagiaan) dunia dan akherat hendaklah ia menuntut ilmu syar`i".
An-Nadhr bin Syumail berkata, "Barangsiapa yang ingin dimuliakan di
dunia dan akherat hendaklah ia menuntut ilmu syar`i, dan cukuplah menjadi
kebahagiaan bagi dirinya jika ia dipercaya dalam perkara agama Allah, serta menjadi perantara
antara seorang hamba dengan Allah"[30]. Mu`adz bin Jabal
berkata, "Pelajarilah ilmu syar`i karena mempelajarinya di jalan Allah adalah khasyyah,
memperdalamnya adalah ibadah, mengulang-ulangnya adalah tasbih (memuji Allah), membahas
(permasalahan-permasalahannya) adalah jihad, mengajarkannya kepada yang belum
mengetahuinya adalah shadaqah, dengan ilmulah Allah diketahui dan disembah,
dengannya Allah diesakan dalam tauhid, dan dengannya pula diketahui yang halal
dan yang haram …"[31]. Seorang penyair berkata :
Ilmu
adalah harta dan tabungan yang tak akan habis… Sebaik-baik teman yang
bersahabat adalah ilmu…
Terkadang
seseorang mengumpulkan harta kemudian kehilangannya… Tidak seberapa namun
meninggalkan kehinaan dan perseteruan… Adapun penuntut ilmu, ia selalu membuat
iri (ghibthah) banyak orang… namun dirinya tidak pernah merasa
takut akan kehilangannya… Wahai para penuntut ilmu, betapa berharga hartamu
itu… yang tak dapat dibandingkan dengan emas ataupun mutiara….[32]. Karenanya, Luqman
berwasiat kepada putranya, "Wahai anakku, duduklah bersama para ulama,
dekatilah mereka dengan kedua lututmu, sesungguhnya Allah akan menghidupkan
hati yang mati dengan pelita "hikmah" sebagaimana Allah menghidupkan bumi
yang gersang dengan air hujan".[33] Hikmah yang beliau maksud
adalah yang Allah sebutkan dalam firmanNya (QS Al-Baqarah : 269) yang artinya,
"Allah menganugerahkan "hikmah" kepada yang Allah kehendaki,
barangsiapa telah diberikan hikmah maka ia telah diberikan banyak
kebaikan…". Qutaibah dan Jumhur ulama berkata "hikmahadalah
mengetahui yang haq[34] dengan sebenarnya serta
mengamalkannya, itulah ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih".[35]
Imam Ahmad berkata, "Manusia lebih
membutuhkan ilmu dibandingkan makan dan minum, karena makanan dan minuman
dibutuhkan manusia satu atau dua kali dalam satu hari, akan tetapi ilmu
senantiasa dibutuhkan seorang manusia setiap saat (selama nafasnya berhembus)"[36]…
Saudaraku…., belum terlambat… dan
tidak ada kata "malu"; `Aisyah berkata, "Sebaik-baik wanita
adalah wanita kaum Anshar, mereka tidak terhalangi oleh rasa malu untuk
mempelajari semua perkara agama ini". Mujahid juga berkata, "Tidaklah
dapat menuntut ilmu seorang pemalu atau yang sombong, yang ini terhalangi dari
menuntut ilmu oleh rasa malunya, sementara yang itu terhalangi oleh
kesombongannya"[37]. Mari bersama-sama kita
membangkitkan semangat menuntut ilmu syar`i agar dengannya kita mendapatkan
pelita nan bercahaya, menerangi setiap amalan hidup kita, membimbing setiap
pola pikir dan langkah kita, memperbaiki setiap niat hati kita, membuat kita
senantiasa takut karena merasa diawasi oleh Allah. Jika ilmu itu telah sampai
maka jangan kita melupakannya dan mari kita berlomba untuk mengamalkannya, Ali
bin Abi Thalib berkata, "Ilmu membisikkan pemiliknya untuk diamalkan, jika
ia menjawab panggilan bisikan itu maka ilmu akan tetap ada, namun jika ia tidak
menjawab panggilan itu maka ilmu akan pergi".[38]
Semoga Allah melimpahkan taufiqNya kepada
kita untuk ikhlas dalam menuntut ilmu, beramal dan berdakwah di jalanNya. Ya
Allah…., jadikanlah kami hamba-hambaMu yang mendapatkan keselamatan dan
kebahagiaan di dunia serta akherat dengan ilmu, amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar