Bangsa yang besar adalah bangsa yang menyadari pentingnya melahirkan
generasi berkualitas. Oleh karena itu kualitas generasi suatu bangsa merupakan
isu yang sangat penting untuk dicermati semua pihak. Karena kualitas generasi
pada dasarnya menentukan kualitas dari bangsa atau peradaban itu sendiri.
Bangsa dengan jumlah generasi yang besar namun tidak diiringi dengan kualitas
yang memadai, hanya akan terbelenggu dengan banyak masalah, sebaliknya jika
generasi dalam jumlah besar tersebut berkualitas, maka akan menjadi aset yang
berharga bagi bangsa itu sendiri dan juga peradaban manusia pada umumnya.
Generasi berkualitas yang ideal adalah generasi yang melahirkan barisan
pemimpin bangsa yang tidak hanya memiliki keahlian, melainkan juga memiliki
kepribadian istimewa yang ditunjukkan oleh integritasnya pada nilai-nilai
kebenaran. Kepribadian ini merupakan pancaran dari kesatuan pola pikir dan pola
sikap yang benar dan luhur. Generasi seperti inilah yang bisa diharapkan
menjadi penerus bangsa, yang akan membawa bangsanya menjadi bangsa besar, kuat,
dan terdepan. Generasi seperti ini bila menjadi pemimpin tidak akan
menggadaikan negerinya diperas dan dijajah oleh penjajah asing demi untuk
memperkaya dirinya dan keluarganya. Tetapi sebaliknya, mereka rela berkorban untuk
melindungi negerinya dari cengkraman penjajahan dalam bentuk apapun.
Nah, sekarang kita mencoba untuk berkaca pada bangsa kita. Khususnya
generasi pemuda muslim. Apa yang bisa dilakukan oleh pemuda yg memiliki
keyakinannya pada islam. Apa saja yang bisa diperbuat oleh segelintir orang
yang meneriakkan ”ALLAHUAKBAR!!” pada
setiap aksinya?.
Banyak yang memandang sebelah mata tentang seorang pemuda islam saat ini. Karena kiprahnya mereka yang
mengkin tidak terlihat. Jika kita melihat tontonan berita di televisi-televisi
di Indonesia. Kita
akan melihat banyak hal yang dilakukan oleh banyak para pemuda islam disana. Tawuran, korupsi, pemerkosaan,
narkoba dan lain-lain. Jika kita ingin menanyakan. Apa agama mereka. Mungkin mereka akan
menjawab dengan santai berkata. ”saya islam”. Jika ditanyakan apakah mereka
sholat. ”saya sholat”. Dan jika kita menanyakan apakah berpuasa. ”saya puasa”.
Namun, apa yang membuat mereka menjadi sebuah bidak-bidak pendobrak yang hanya
mau terprovokasi dengan hawa nafsu saja.
Baik kita flashback kemasa lalu.
Kezaman Nabi kita Muhamammad SAW. Mungkin ada pemuda yang dizaman Rasullah ada
seperti zaman sekarang. Namun, meungkin lebih parah pada zaman Rasullah. Namun,
dibalik kegelapan ada setitik cahaya yang akan selalu bersinar, walaupun hanya
warna redup saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar