Selasa, 12 Agustus 2014

Mana Ada Kamu Di Rumahku

Mana Ada Kamu Di Rumahkuoleh Kurinawan Gunardi
Ku kira pertemuan kita berakhir di rumah. Sebuah rumah dengan genting merah dan lantai kayu. Dengan teriakan-teriakan kecil dari kaki-kaki kecil yang melangkah penuh tenaga. Berteriak menyebutmu mama dan memanggilku ayah.

Mana ada kamu di rumahku. Kamu hanya ada di pikiranku. Bahkan rumah itu pun hanya ada di pikiranku. Memang bahaya berangan-angan tapi aku seperti kecanduan. Menikmati pikiranku yang penuh bayang-bayang, nyatanya mana ada kamu di rumahku.

Suaramu seperti angin yang melewati dedaunan pohon. Melewati celah-celah dinding rumah-rumah. Dibawa angin kemanapun kaki melangkah. Membisikan dan mengatakan sesuatu bahwa kamu sedang menungguku di rumah. Nyatanya, mana ada kamu di rumahku.

Orang-orang sepertiku perlu di selamatkan. Dibangunkan dari tidurnya logika. Disadarkan bahwa kehidupan nyata menanti pembuktian kata-kata. Karena untuk membawamu ke rumahku membutuhkan banyak pembuktian. Bahwa aku tidak menjanjikan sesuatu yang tidak bisa ditepati dan aku bisa menunjukkan bahwa kata-kata laki-laki ini tidak berhenti sebagai angan-angan. Kamu suka diperjuangkan, kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semua dan Segalanya

karena sejatinya manusia hadir dunia saling berpasangan. Itulah yang Allah beritahukan kepada manusia melalui Al-Qur'an. Bahwa setiap in...