Rehat sejenak membaca media..
Krisis kemanusiaan sedang melanda..
Dunia sedang beretorika jahiliyah saja..
Dulu Afghanistan, Suriah, dan Palestina..
Kini Mesir pun jadi saksi nyata..
Legitimasi sah dirampas paksa..
Aksi damai memakan ratusan korban jiwa..
Tangan2 kecil mengguncang saudaranya..
Saudara hilang sudah tak bernyawa..
Hilang oleh sniper bisu menembus kepala..
Timah panas tak urung menembus dada..
Gas air mata yang membakarpun begitu jua..
Dikendalikan oleh keserakahan kuffar yang membara..
Kelu lidah dan menetes jatuh air mata..
Hati bergejolak rintih tak kuasa..
Kemana hak asasi manusia?
Kemana keadilan yang didamba?
Kemana suara lantang pemimpin dunia?
Ada yang tertawa..
Ada yang kecut melepas suara..
Ada yang mengatakan itu urusan kalian saja..
Ingatkah kita, Mesir adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia?
Ini bukan sebatas balas jasa pelengkap adab beretika..
Ini bukan sebatas harakah, negara, dan agama..
Ini bukan sebatas obrolan Mesir terdengar sayup di telinga..
Ini adalah urusan kemanusiaan di depan mata..
Apakah masih mau berpaling muka?
Apakah mata dan hati sudah tertutup rata?
Buka mata buka hati kita..
Ini adalah urusan kita, wahai manusia..
Untukmu pejuang kebenaran tercinta..
Di Rab'ah Adawiyah, An-Nahdhah, Al-ittihadiyah, Sinai, Alexandria, dan dimanapun engkau berada..
Kami yakin pertolongan Allah akan segera tiba..
Kami yakin Ramadhan ini akan berakhir taqwa..
Sungguh kami berlindung dari tipu daya dunia..
Sungguh kami berlindung dari panasnya neraka..
Berbahagialah kalian para perindu surga..
Mendapat kesudahan indah di dunia..
Mendapat kemenangan indah di akhir hayatnya..
#Mari berdo'a untuk Mesir, Wahai Indonesia..
Copyright @AkbarShiddiq
Senin, 29 Juli 2013
Selasa, 23 Juli 2013
anak kader dan kader militan? (2)
|karena yang namanya buah jatuh itu tidak jauh dari pohonnya berada...|
setelah membaca sebuah artikel yang ditulis oleh saudari saya, Anak kader dan kader militan. Merinding ketika mendengar demikian. yah kita ketahui yang namanya anak kader pastinya adalah anak yang terlahir dari dua sosok manusia yang mengerti atau faham sebuah tarbiyah atau bisa disingkat dengan terlahir dari keluarga yang terkondisikan. hehehehe. pastinya keluarga yang terkondisikan selalu berusaha
Mengkondisikan anaknya untuk bisa menjadi sosok manusia yang nantinya akan meneruskan reguloasi dakwah yang diajarkan sejak dini. dari yang namanya tilawah tiap hari bahkan 1 bulan sudah bisa khatam, puasa senin kamisnya lancar, daudnya juga mngkin terus jalan bahkan qiyamul lail dilakukan tiap hari dan ada juga yang menghafal al quran. itu dilakukan untuk bisa disiapkan agar bisa kelak akan menjadi seoang kader tarbiyah yang luarbiasa. ekstreamnya juga ada yang membaca buku terkait dunia tarbiayah dan melakoninya saat diusianya yang masih terbilang sangat muda. sapai dalam tataran teknis pun juga digeluti untuk isa dipersiapkan nanti.
Yah begitulah sekilas terkait bagaimana sepak terjak persiapan dari seorang anak kader. yang katanya anak yang di istimewakan karena sudah memahami semua hal. yah, saya akui memang anak kader memang terbilang abnormal. mengapa?? karena apa yang dilakukannya sekarang, sudah pernah dilakukannya saat mungkin umurnya masih belia. dan anak kader mampu bergerak cepat dan bisa bergerak berlari dalam setiap aksinya dala berdakwah. terutama didunia kampus. banyak sekali kok anak kader yang tersebar di setiap kampus-kampus. tentunya anak kader dibebankan berbagai macam hal dari "rumah" untuk bisa di goal kan saat dia berada dalam dunia kampus. tidak jadi masalah, namun terkadang anak kader kurang bisa singkron dengan kondisi lingkungan yang kadang kala malah menjadi batu sandungannnya untuk bisa beranuver disana.
Setelah saya banyak berdiskusi dengan beberapa teman-teman saya. ada beberapa klasifikasi anak kader itu sendiri.
1. anak kader penggerak
Dalam hal ini dia memiliki langkah gerak yang benar taktis dan strategis. dia membuat narasi dan sbuah renstra yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh teman-teman kader lainnya. bahkan mungkin pengalaman yang dimiliki sudah memumpumi banyak dia mampau menganalisa dari berbagai macam sudut pandang setiap masalah. bahkan permasalahan yang amat detail. dan tentunya ortunya sudah mendidikanya dari bayi hingga dia dewasa. sehingga peberian asupan tarbiyah dzatiah, tsaqofah keilmuan dan amalan yaumi'ahnya lancar. dan tentunya juga kader penggerak juga bisa memobilisasi massa untuk bisa melakukan apa yang telah dinarasikannya.
2. anak kader singkat
Hampir sama dengan yang gerakan, namun yang membedakannya adalah sang anak mengenal dunia tarbiyah ketika dirinya masuk dala lebaga pendidikan yang memperkenalkannya dunia tarbiyah disana. taruhlah seperi pesantren. sehingga dari orang tuanya pun menyadari kekurangan dalam dirinya akan agaa yang dimilikiknya. orang tuanya lebih menempa ririnya untuk bisa menjadikan dirinya yang memahami tentang pentingnya dunia islam. ikut sebuah majelis, liqo, mendengarkan ceramah. semua dilakukan untuk bisa mengikuti irama perkembangan si anak tersebut yang sudah mendapat dunia tarbiyahnya saat didunia pendidikannya. baik itu SMP,SMA maupun perkuliahan. tapi, tidak menutup kemungkinan juga sang orang tua tidak demikian. sang anka kader singkat juga memiliki kapasitas yang memumpuni dalam setiap pemikiran dan gerak juga tidak kalah militannya dengan kader penggerak. namun, yang memedakannya adalah dalam setiap gerakannya dia masih menyisipkan sebuah pemikiran ego nya yang masih menggunakan istilah salah atau benar.
3 anak kader kecewa
Ini adalah salah satu hal yang sering terjadi dalam sisi anak kader sendiri. ortunya sudah mendidiknya dalm dunia tariyah. bahkan dididik pada usia yang masih belia. namun, karena lingkungannya yang kurang bisa mendukungnya atau lingkungan kurang bisa menjaga dan seimbang denga pola pikir atau gerakannya. akhirnya sang anak tersebut akan terlepas dengan sendirinya. dan mungkin akan bisa menjadi seorang rival yang benar-benar menakutkan daripada seribu kader militan.
Setelah kita mengetahui klasifikasi dari anak kader sendiri apakah sama dengan kader militan?? saya katakanh denga tegas SAMA..!! yang membedakannya adalah asupan gizi yang didapat ada drinya yang didapat saat dia belajar. jadi istilah pribahasanya sekali mendayung, satu dua tiga pulau terlampaui. begitulah. tidak ada pembeda dalam setiap gerakan. karena esensi dari sebuah tarbiyah adalah bagaimana kita bisa belajar tentang koreksi diri kita. mungkin saja kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki seorang anak kader aat luarbiasa, tapi kita belu tahu juga penilaian Allah terhadap kader militan. hal buruk yang dimiliki anak kader sendiri adalah kurangnya jiwa tawadhu pada dirinya. saking pintarnya kadang anak kader sering menggampangkan atau menyepelekan sebuah perasmalahan. tidak banyak sekali anak kader yang deikian akan di blacklist dari jamaahnya.
Bahkan saya salut sekali kepada kader militan yang benar-benar militan untuk terus belajar dan terus mencoba memberikan yang terbaik dalam setiap dakwah ini. tentunya kita sebagai seseorang yang diberikan anugrah yang lebih bisa menjadi panutan atau memberikan bantuan kepada teman-teman yang lain. Saling rangkul satu sama lain. saling share satu sama lain. berikan yang terbaik kepada setiap saudara kita tanpa melihat dari sebuah strata tersebut.setidaknya ada sebuah istilah bergerak individu hanya akan kita menyetorkan nyawa kita kepada musuh secara pasrah atau bunuh diri. lain cerita jika bergerak bersama Insya Allah apapun penghalang yang akan dihadapi akan terlewati. satu mudah dipatahkan, sedangkan bersama sukar untuk dipatahkan. ^_^. toh, juga nantinya insya allah akan bertemu di JannahNya bersama-sama. ^_^
So, bukan tittle kita sebagai anak kader atau bukan. karena yg menjadi parameter penialaian Allah SWT adalah TAQWA. barangkali anak kader memiliki kadar ketaqwaaan yang sedikit ketimbang kader militan, begitu juga sebaliknya.jangan merasa rendah jika diri kita bukan anak kader karena baik anak kader maupun bukan kita tetap sama-sama belajar. bedanya anak kader memberikan pelajaran, dan kader ilitan mendapatkan banyak sekali pelajaran dari anak kader tersebut. saling bersinergi satu sama lain
hanya sedikit ulasan saja terkait dilematika anak kader dengan kader militan. afwan jika terjadi salah kata pada pengetikan. ini hanya analisis kecil dari sesosok manusia yang terlahir dari rahim seorang ibu yang luarbiasa.
Senin, 22 Juli 2013
Tanyakan Dirimu, untuk apa saja waktu engkau gunakan?
DALAM Islam, waktu itu adalah amal sholih. Waktu itu bukanlah uang
seperti kata sebuah adagium, time is money. Di sini, amal sholih menjadi tujuan utama, bukan
materi. Bukan berarti Islam anti-uang. Akan tetapi yang lebih tepat kita
katakan, uang/materi menjadi sarana untuk beramal sholih, bukan tujuan utama (big
goal). Jika uang menjadi big goal, maka
materialisme menjadi pemahaman kita. Adagium“time is
money”, adalah prinsip kaum
materialism.
Orang yang tidak memanfaatkan waktu-waktu luangnya, oleh al-Qur’an disebut sebagai orang yang merugi.
Orang yang tidak memanfaatkan waktu-waktu luangnya, oleh al-Qur’an disebut sebagai orang yang merugi.
أَن تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَى علَى مَا فَرَّطتُ فِي جَنبِ اللَّهِ
وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ ﴿٥٦
“Supaya
jangan ada orang yang mengatakan, ‘amat besar penyesalanku atas kelalaianku
dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk
orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).” (QS. Al-Zumar: 56).
Orang merugi adalah orang yang tidak memanfaatkan aktifitasnya untuk kehidupan abadi, yaitu hidup setelah mati. Betapa kita terlalu lalai memanfaatkan aktifitas mulya ini.
Berapa lama kita membaca al-Qur’an atau membaca buku-buku. Bandingkan dengan lamanya kita duduk di warung kopi dan trotoar jalan, sekedar ngobrol, ngerumpi dan menghabiskan waktu luang. Berapa jam kita menonton TV dan tidur. Bandingkan dengan lamanya kita beribadah. Berapa lama pula kita meeting bisnis, bandingkan dengan berapa lama kita duduk di majelis ilmu dan majelis-majelis mengingat Allah. Sungguh banyak waktu yang terlewat sia-sia.
Penyesalan dalam ayat tersebut karena lalai menunaikan kewajiban Allah dan memandang rendah agama Allah. Dua hal tersebut disebabkan waktu yang tidak dimanfaatkan dengan baik atau waktu luang digunakan untuk hal yang tidak baik.
Lebih berbahaya lagi jika waktu disia-siakan untuk mengerjakan perbuatan yang dimurkai-Nya. Jadi, dalam managemen waktu, ada dua pilihan; menyibukkan dengan kebenaran dan menyibukkan dengan perkara yang dimurkai. Waktu kosong yang digunakan untuk hal-hal yang tidak berguna, pada akhirnya akan mengantarkan kepada kegiatan-kegiatan yang dimurkai.
Imam al-Syafi’i pernah mengatakan: “Jika Anda tidak menyibukkan diri anda dengan kebenaran, maka ia (waktu) akan menyibukkan Anda dengan kebatilan.”
Oleh sebab itu, dalam pengisian waktu sesungguhnya terjadi pertempuran sengit antara setan dan hati kita. Hal yang paling penting untuk menjaga kehidupan kita adalah menyusun rencana-rencana dan program yang akan mengisi waktu. Dan tidak memberi sedikitpun celah kepada setan untuk ikut beraktifitas dalam sela-sela waktu kita.
Orang merugi adalah orang yang tidak memanfaatkan aktifitasnya untuk kehidupan abadi, yaitu hidup setelah mati. Betapa kita terlalu lalai memanfaatkan aktifitas mulya ini.
Berapa lama kita membaca al-Qur’an atau membaca buku-buku. Bandingkan dengan lamanya kita duduk di warung kopi dan trotoar jalan, sekedar ngobrol, ngerumpi dan menghabiskan waktu luang. Berapa jam kita menonton TV dan tidur. Bandingkan dengan lamanya kita beribadah. Berapa lama pula kita meeting bisnis, bandingkan dengan berapa lama kita duduk di majelis ilmu dan majelis-majelis mengingat Allah. Sungguh banyak waktu yang terlewat sia-sia.
Penyesalan dalam ayat tersebut karena lalai menunaikan kewajiban Allah dan memandang rendah agama Allah. Dua hal tersebut disebabkan waktu yang tidak dimanfaatkan dengan baik atau waktu luang digunakan untuk hal yang tidak baik.
Lebih berbahaya lagi jika waktu disia-siakan untuk mengerjakan perbuatan yang dimurkai-Nya. Jadi, dalam managemen waktu, ada dua pilihan; menyibukkan dengan kebenaran dan menyibukkan dengan perkara yang dimurkai. Waktu kosong yang digunakan untuk hal-hal yang tidak berguna, pada akhirnya akan mengantarkan kepada kegiatan-kegiatan yang dimurkai.
Imam al-Syafi’i pernah mengatakan: “Jika Anda tidak menyibukkan diri anda dengan kebenaran, maka ia (waktu) akan menyibukkan Anda dengan kebatilan.”
Oleh sebab itu, dalam pengisian waktu sesungguhnya terjadi pertempuran sengit antara setan dan hati kita. Hal yang paling penting untuk menjaga kehidupan kita adalah menyusun rencana-rencana dan program yang akan mengisi waktu. Dan tidak memberi sedikitpun celah kepada setan untuk ikut beraktifitas dalam sela-sela waktu kita.
Jika kebenaran yang menguasai celah-celah dalam waktu kita,
maka ia akan membangkitkan potensi yang terpendam dalam diri manusia.
Sebaliknya jika kebatilan jadi penguasa waktu, maka tunggulah kerusakannya.
Bagaimana belajar memangemen waktu? Bagi awam dan pelajar
pemula, para ulama’ memberi petunjuk sederhana, yaitu mendisplinkan shalat
tepat pada waktunya. Sesungguhnya amal ibadah yang efektif dalam mendidik
disiplin waktu itu shalat jama’ah tepat pada waktunya.
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً
Allah berfirman: ”Maka apabila kamu
telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk
dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah shalat itu. Sesungguhnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS.
Al-Nisa’: 103).
Disiplin shalat lima waktu bisa menjadi media pembelajaran memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Kita bisa mendidik diri atau anak dan murid kita dengan ini. Sesudah shalat, diisi dengan dizikir dan membaca al-Qur’an.
Jika kita mampu mengatur waktu ini dimulai dengan disiplin shalat, maka lambat laun ibadah-ibadah lainya akan tertunaikan dengan disiplin. Inilah yang disebut Allah sebagai orang yang tidak merugi.
Allah Subhanahu Wata’ala menyebutkan sifat-sifat orang yang beruntung, yaitu mereka yang mampu menjaga waktunya dengan beriman dan beramal sholeh.
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih serta saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS: Al-‘Ashr: 1-3).
Dalam ayat ini kita bisa menarik pelajaran penting mengenai waktu. Yaitu isilah waktu itu dengan empat hal; menjaga iman, mengerjakan amal sholih, menasihati dalam kebenaran dan menasihati dalam kesabaran.
Disiplin shalat lima waktu bisa menjadi media pembelajaran memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Kita bisa mendidik diri atau anak dan murid kita dengan ini. Sesudah shalat, diisi dengan dizikir dan membaca al-Qur’an.
Jika kita mampu mengatur waktu ini dimulai dengan disiplin shalat, maka lambat laun ibadah-ibadah lainya akan tertunaikan dengan disiplin. Inilah yang disebut Allah sebagai orang yang tidak merugi.
Allah Subhanahu Wata’ala menyebutkan sifat-sifat orang yang beruntung, yaitu mereka yang mampu menjaga waktunya dengan beriman dan beramal sholeh.
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih serta saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS: Al-‘Ashr: 1-3).
Dalam ayat ini kita bisa menarik pelajaran penting mengenai waktu. Yaitu isilah waktu itu dengan empat hal; menjaga iman, mengerjakan amal sholih, menasihati dalam kebenaran dan menasihati dalam kesabaran.
Tidaklah Iman itu akan bisa menjadi benar kecuali dengan
ilmu. Karena ilmu merupakan cabang dari iman tersebut dan tidak sempurna iman
seseorang kecuali jika dia memiliki ilmu. Oleh karenanya, mengisi waktu luang
dengan menambah ilmu itu sangat mulia.
Amal sholeh yang mencakup semua kebaikan, mulai dari kebaikan yang bersifat dzahir hingga kebaikan yang bersifat bathin, dimana hal itu berkaitan dengan hak-hak Allah dan hak-hak hambanya baik hal-hal yang hukumnya bersifat wajib ataupun yang bersifat anjuran.
Aktifitas lain yang penting adalah saling menasehati dalam hal kebenaran dan kesabaran. Ketika sedang ngobrol dan duduk-duduk santai, alangkah baiknya digunakan dengan mengucapkan kalimat-kalimat nasihat, mendorong saudara dan teman untuk memperbaiki kualitas kehidupan. Menasehati untuk bersabar dalam menjalankan ibadah. Sabar dalam menuntut ilmu dan menghadapi tantangan kehidupan.
Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa waktu itu adalah amanah Allah yang diembankan kepada manusia. Kita pasti akan pasti akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
Simak sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam ini: “Tidak
akan beranjak kaki seorang hamba di akhirat kecuali setelah ditanya tentang
empat perkara; ditanyakan tentang umurnya lalu bagaimana ia menggunakannya dan
ditanyakan kepadanya tentang ilmu yang didapatkannya lalu apa yang dilakukannya
dengan ilmu tersebut, ditanyakan kepadanya tentang harta yang ia dapatkan dari
mana ia mendapatkannya dan kemana harta itu dibelanjakan dan ditanyakan kepadanya
tentang jasadnya lalu kemana dipergunakannya.” (HR.Tirmidzi, hadis shohih).Amal sholeh yang mencakup semua kebaikan, mulai dari kebaikan yang bersifat dzahir hingga kebaikan yang bersifat bathin, dimana hal itu berkaitan dengan hak-hak Allah dan hak-hak hambanya baik hal-hal yang hukumnya bersifat wajib ataupun yang bersifat anjuran.
Aktifitas lain yang penting adalah saling menasehati dalam hal kebenaran dan kesabaran. Ketika sedang ngobrol dan duduk-duduk santai, alangkah baiknya digunakan dengan mengucapkan kalimat-kalimat nasihat, mendorong saudara dan teman untuk memperbaiki kualitas kehidupan. Menasehati untuk bersabar dalam menjalankan ibadah. Sabar dalam menuntut ilmu dan menghadapi tantangan kehidupan.
Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa waktu itu adalah amanah Allah yang diembankan kepada manusia. Kita pasti akan pasti akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
Pantas saja Imam Fakhruddin al-Razi begitu menghargai waktu setinggi-tingginya. Tiada celah sedikitpun ia berikan untuk hal-hal yang tidak berguna. Ia pernah mengatakan: “Demi Allah, sungguh aku sedih karena kehilangan banyak waktu kesempatan mempelajari ilmu di saat makan. Sesungguhnya waktu dan zaman itu mulya.”
Mengapa Hanya Risau Karena Dunia
“Yaa Rabb, wajah manakah yang akan
menghadapMu, sementara diri ini penuh aib dan dosa, dan lalai mempersiapkan
kematian.”
Petikan
tweet dari Ali Akbar, membuatku segera beristighfar, faghfirli..
Kematian.
Satu kata yang seringkali membuat kita merinding dibuatnya. Jika
ditanya, siapkah menghadapi kematian? Mungkin kita akan menjawab,
saya belum siap, saya belum mempersiapkan , atau saya lalai mempersiapkan
kematian…
Ah,
kita selalu sibuk dengan urusan dunia, berlelah-lelah mengejar dunia, risau
dengan urusan dunia…
Mengapa
kita hanya sibuk dengan urusan dunia? Risau dengan dunia? Risau dengan rizki
kita? Bukankah Allah Swt telah menjamin rizki kita? Tak risaukah kita dengan
kehidupan akhirat kita? Mana persiapan kita untuk akhirat?
Faghfirli…
Ampuni Yaa Rabb…
Mengingat-Mu,
mengeja nama indah-Mu satu persatu…
Yang
Maha Menghimpun (Al Jamii’),Yang Maha Menghitung (Al Hasiib) ,
Yang Maha Penuntut Balas (Al Muntaqim…
Ya,
kelak kita akan dihimpun, dan kita pun akan segera dihisab, diminta
pertanggungjawaban oleh Allah!
“Pada
hari ketika lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap
apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Q.S An-Nur [24]:24)
Sejenak,
kita berhenti mengejar dunia, merenungi ayat-ayat-Nya, mengingat
kematian..
“Setiap
yang bernyawa akan merasakan mati…” (Q.S Al Anbiyaa [21]:35)
“Dimanapun
kamu berada kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada dalam
dinding yang kokoh.” (Q.S An Nisaa [4]:78)
“…maka
apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan
walau sedikitpun.” (Q.S An Nahl [16]: 61)
Allah
Swt telah mengingatkan kita dalam firman-Nya:
“Mereka
hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang
(kehidupan) akhirat adalah lalai. (Q.S Ar-ruum [30]:7)
“Tidaklah
kehidupan dunia ini melainkan kelengahan dan permainan. Dan sesungguhnya negeri
akhirat, dialah kehidupansesungguhnya, kalau mereka memiliki pengetahuan
pastilah mereka mengetahui.” (Q.S al-‘Ankabuut [29]: 64)
Mungkin
inilah yang sekarang terjadi, kita sibuk dengan dunia, memeras otak, menguras
energi, untuk mencari harta dunia, cinta dunia…
Sementara kita lalaikan akhirat, kehidupan yang sesungguhnya, tempat kembali
kita.
Padahal
sungguh, perbandingan kenikmatan dunia dengan akhirat sangat sangat jauh,
seperti setetes air dengan lautan…
Rasulullah
Saw bersabda, “Demi Allah, dunia ini dibandingkan akhirat ibarat
seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut; air yang menetes di jarinya ketika
diangkat itulah nikmat dunia. (H.R Muslim).
Bahkan
ketika ditanya, mukmin manakah yang paling cerdas? Rasulullah Saw menjawab,
“Orang yang paling banyak mengingat mati, dan paling baik
persiapannya untuk kehidupan setelah mati. (H.R Ibnu Majah)
Suka
atau tidak suka, siap atau tidak siap, kematian pasti akan menjemput kita.
Segala harta benda, perhiasan dan kemewahan dunia yang selama ini begitu gigih
kita kejar, tak akan kita bawa. Yang menjadi bekal
kehidupan akhirat kita hanyalah amal shalih kita.
Sebelum
kematian menjemput, mari kita bersungguh-sungguh mempersiapkan bekal untuk
kehidupan setelah kematian. Karena hidup di dunia bukanlah untuk mencari dan
mengumpulkan harta, tetapi hidup di dunia adalah ujian, untuk diketahui siapa
yang terbaik amalnya. Semoga kita semua termasuk mukmin yang cerdas, yang kelak
menerima kitab catatan amal kita dari arah kanan. Robbannaa
atinaa fidun-nyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa ‘adzaaban-naar. Semangat
beramal shalih.
Wallahu’alam bishshawaab.
ini jalanku: Senandung Ukhuwah
Diawal kita bersua
Mencoba untuk saling memahami
Keping-keping dihati
terajut dengan indah
Rasakan persaudaraan kita
Dan masa pun silih berganti
Ukhuwah dan amanah tertunaikan
Berpeluh suka dan duka
kita jalani semua
semata mata harapkan ridhoNYA
Sahabat tibalah masanya
Bersua pasti ada berpisah
Bila nanti kita jauh berpisah
Jadikan rhobitoh pengikatnya
jadikan doa ekspresi rindu
Semoga kita bersua disyurga
Sigma-Senandung Ukhuwah
Selasa, 02 Juli 2013
First trip to Padang: 28.05.2013
Alhamdulillah bisa diberikan kesempatan buat pergi ke ranah minang. Hal
yang sudah ditunggu sekitar 3 tahun. Saat masih duduk dibangku SMA. Akhirnya
tercapai juga :D hehehe, ,
Sebelumnya sekitar tanggal 28 Mei 2013. waktu terus berdetak. Saya lihat
ternyata masih jam 3 pagi. Hehehehe. Maklum kalau ada maunya biasanya bangun
pagi pun di hadapi dengan senang. Pada hari itu saya dan kesepuluh teman saya
dari panitia Forum Indonesia Muda akan flight
ke padang .
Untuk menyelenggarakan kegiatan FIM14B. sebenernya agenda FIM14 sudah diadakan
sejak bulan Mei lalu di cibubur. Namun, kali ini beda. Nuansa 1 Dekadenya FIM
membuat FIM diadakan 2 kali dengan berkolaborasi dengan pihak kominfo dan
yayasan Bung Hatta.
Saya terbangun pada jam
3 pagi. Saya beranjak dari kasur menuju kamar mandi untuk berwudhu dan melsayakan
sholat qiyamul lail 4 rakaat dan witir 3 rakaat. Nyambi nunggu shubuh tilawah
dulu beberapa lembar. Tidak lama kemudian pintu kamar orang tua terbuka. Dan
umi keluar. Saya menyegerakan mandi, yah walaupun sejatinya rada dingin juga
waktu itu. Hehehehehe. Saya mandi dan beres-beres pakaian. Saya pakai baju
lengan panjang antisipasi di pesawat dingin dan tidak lupa membawa jaket tebal.
Karena katanya di bukit tinggi cuacanya dingin. Kulihat jam menunjukkan pukul
04.35 WIB. Lalu saya dan bapakku segera menuju mobil. Pamitan dengan umi dan
adik perempuanku. Dan capcus ke bandara Soekarno-Hatta. Kira-kira lama
perjalanan dari rumah ke soekarno-hatta sekitar 20 menitan. Tapi, kami mampir
dulu di mesjid di gading serpong untuk sholat shubuh. Sambil kontak-kontak
teman-teman FIM. Selesai sholat shubuh. Saya dan bapak langsung berangkat ke
bandara Soekarno-Hatta.
Penerbangan kami
menggunakan maskapai penerbangan anak cabang dari tiger airways, mandala
airways. Maskapai penerbangan tiger airways ternyata ada di terminal 3. dan
bapak belum pernah ke terminal 3. jangan tanya saya juga, saya pergi ke bandara
saja baru 2 kali. Ke semarang dan ke Padang ini. Yah jadi begitulah, padahal boarding passnya tinggal 10 menit lagi.
Dan saya masih melaju. Tapi, akhirnya saya menemukan terminal 3. Ntah kenapa saya
sangat bahagia dan ntah kenapa juga dada ini meletup-letup saat didepan mata
adalah pintu masuk boarding passnya.
Namun, sebelumnya teman saya uni Nadia menitipkanku 2 botol oksigen. Karena
ternyata oksigen tidak diperkenankan dibawa ke pesawat, karena tekanan udara
dipesawat bisa membuat oksigen meledak. Setelah melsayakan boarding pass saya masuk kedalam. Saya langsung memeluk saudarsaya
dari papua namanya bang Jalil, beliau sekarang sudah lulus dari jurusan
komunikasi di universitas di jakarta. Lalu Siro saudarsaya satu ini masih
angkatan 2011 dia berasal dari cirebon dan kuliah di IKOPIN Bandung. Senangnya bukan main, setelah sekian
minggu tidak bertemu dengan mereka berdua. Setelah meletakkan koper di trolli. Saya
ikuti uni Nadia untuk pembayaran berat barang gitu deh. Hehehe. Setelah itu saya
mencari saudara-saudarsaya yang lain. Daaaannnn..yup ketemu edaran pandanganku
tertuju kepada sosok pria bertopi merah-putih dan bertulisan ”FIM14”. Saya
langsung menemuinya dan sosok itu adalah kak Afdil. Beliau sekarang sedang
menjalani Tesis di bandung. Beliau juga berasal dari jember. Senangnya bukan
main, setelah itu saya melihat saudara-saudarsaya yang lain ada rona, rofi, teh
nunuy dan kang huda, tidak lupa dengan adik kecil wafi anak dari pasangan teh
nunuy dan kang Huda. Sedangkan kak Ichi dan Dini sedang sholat shubuh. Rasanya
kebahagiaan ini benar-benar sangat amat nyata. Ditengah hiruk-pikuknya
aktifitas di saya di Semarang membuat saya terasa bosan dengan keadaan disana.
Namun, ntah kenapa saat bertemu dengan saudara-saudarsaya di Forum Indonesia
Muda terasa beban itu sangat ringan bahkan hilang. :D
Kami flight dari bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar jam 06.40 WIB
kepastian landing di Bandara
Internasional Minang Kabau sekitar pukul 08.00 WIB. Setelah semua sudah beres
kami bersebelas berjalan menuju tempat kami akan naik pesawat. Karena dirasa
waktu kami terlalu cepat. Kami stay dulu
di waiting room. Ada beberapa orang
dalam rombongan kami ingin sholat shubuh dan ke toilet. Saya dan beberapa teman
lainnya duduk saja melihat keadaan di waiting
room. Sesekali bermain dengan Wafi. Hehehehhe. Setelah melihat sekitar jam
06.00 wib. Kami berjalan menuju bus yang mengantarkan kami ke pesawat yang akan
membawa kami ke BIM. Setelah kami naik semua di bus berwarna merah ada logo
dari maskapai penerbangan Tiger Airways. Bus melaju menuju ke sebuah burung
besi. Kami semua turun dan menaiki tangga. Setelah masuk kedalam pesawat
jantung saya berdegup amat kencang, wajar ini first flight saya menuju ranah minang. Saya memilih duduk dipinggir
dekat jendela, karena ingin melihat pemandangan dari atas burung besi bersayap
ini. Setelah dirasa waktu sudah menunjukkan pukul 06.40 wib. Pesawat mulai
berjalan menuju tempat laju. Seiring pesawat bergerak para pramugari dan pramugara
dengan sigap mempraktekkan dasar-dasar dari penggunaan sit belt, pelampung dan beberapa pintu darurat. Saya mengamatinya
dengan seksama. Walaupun agaknya rada tsayat juga jika terjadi hal” yang tidak
diinginkan. Bismillah aja, serahkan semuanya pada yang maha kuasa.
Setelah peragaan untuk keamanan selesai. Selang beberapa menit kemudian semua
penumpang diberitahukan untuk mengenakan sit
beltnya karena pesawat akan take off.
Setelah itu pesawat take off dari
bandara Internasional Soekarno-Hatta. Saya melihat ke jendela luar kulihat kota
tangerang dari atas seperti melihat sebuah maket rumah. Pokoknya sangat
menyenangkan.
Tidak lama kemudian saya
tertidur, karena lama perjalan 1 jam 15 menit. Setelah terbangun saya melihat
ke jendela lagi. Tapi, yang kulihat hanyalah gumpalan awan saja -_-” kagak ada
view. Namun, teman saya yang
berada didekat jendela bagian kanan sangat takjub melihat padang dari atas. Saya
ingin melihat namun, ada pemberitahuan kalau sebentar lagi kita akan landing di bandara Internasional Minang.
Setelah landing ntah rasa apa yang saya
rasakan saat itu. Dada terasa
seperti meletup-letup saat kaki ini menapakkan pertama kalinya di ranah minang.
Kulihat gendeng bandara yang berbentuk bengkok keatas dan lancip. Lalu saya dan teman-temanku berjalan
menuju tempat pengambilan barang. Disana kami menunggu barang-barang yang
diletakkan dibagasi. Setelah dirasa sudah semua kami semua berjalan keluar
bandara. Ternyata kami disambut oleh keluarga FIM sumbar. Rasanya sangat
bahagia ketika disambut oleh keluarga dari sumbar :D yeeeeaaayyy . . Pada saat
itu yang menjemput adalah saudara saya Randa, Bang Denny, Vivi dan Yudhi.
Mereka berempat datang untuk menjemput kami bersebelas. Hehehehe. Ketika
melihat ternyata kita semua over dibarang-barnag yang kita bawa. Yaaaaah,
berusaha dimuat-muatkan saja. Sampai-sampai salah satu teman saya vivi harus
duduk dibagasi bersama barang-barang. Sedangkan saya, rofi, siro dan bang jalil
berada dimobil yudhi dengan bang Denny. Yang lainnya berada dimobil Randa.
Selama diperjalanan saya
diceritakan sedikit kondisi di Padang ini oleh Bang Denny. Sembari kulihat
jalan-jalan sekitar padang yang ternyata masih masa rehabilitasi pasca gempa
bumi tempo kemarin. Bagaimana ada rencana akan ada pemindahan pusat kota yang
mulai menjamah kedekat bandara. Karena kulihat sepanjang perjalan dibandara
agaknya agak sepi dan gersang. Yah saya berfikir mungkin ini adalah lintas
Sumatra. Bang Denny juga menceritakan ada sebuah event besar di bulan Juni ini
di Padang ada Tour de Singkarak, Dragon boat dll. Tapi, yang bergengsi tour de
Singkarak karena acaranya tingkat internasional dan dihadiri oleh banyak
negara. Pokoknya seru. Dan ternyata ada kota di padang ini yang sepanjang jalan
ini ada tulisan Asmahul Husna, subhanallah
luar biasa banget ditengah kota yang sedang berusaha berdiri kembali, payung
hidayah selalu ada untuk kota Padang.
Rombongan kami berhenti
diwilayah perkampusan UNAND. Disana rombongan perempuan menginap di rumah salah
satu saura kami yang bernama vivi. Dia mahasiswi UNAND dan juga anak FIM 11.
Setelah barang-barang milik perempuan diturunkan dari mobil. Kami sarapan dirumah makan tidak jauh dari
kos-kosan vivi. Waktu itu masih ingat betul saat melihat menu makanan. Saya
sempat bertanya sama vivi dan yudhi. Hehehehe, maklum orang jawa nyarinya
makanan yang agak manis. Kalau tidak salah ada beberapa menu yang saya
tanyakan. Seperti pical, jika di jawa namanya pecel. Lalu ampera atau bisa
disebut juga rames. Saya
memilih makan gulai lontong. Saya semeja dengan Uda Denny. Wah ternyata Uda
Denny memesan sama seperti punysaya. Tapi, punya Uda Denny dicampur dengan
sambel ala Padang. Katanya kalau tidak bisa pakai sambal ini kurang banget
rasanya. saya hanya angguk-angguk saja. Saya malah mikir, lambung orang Padang
terbuat dari apa yak?? Hehehehe.
Setelah dirasa semua sudah sarapan. Saat bayaran semua makanan. Disinilah awal
saya mendeklarasikan sebuah hal. Setelah ditanyakan menu makanannya. Uda Denny
menanyakan kepada kami ”siapa yang pesan Tees??”. Saya dan beberapa rombongan
saling memandang kebingungan. ”Apaan tuh Tees??” tanyaku. ”Kang, Tees apaan??”
tanya Rofi kepada ku. Aku geleng-geleng kepala. Karena Uni Nadia sepertinya
melihat kebingungan teman-teman rombongan Uni Nadia menjelaskannya. ”Tees itu
maksudnya Es teh, lang”. Hooooooooo..Es teh disini namanya Tees ternyata. Kami
semua tertawa karena kekonyolan kami di negeri orang ini. Uni Nadi hanya
tertawa kecil saja melihat tingkah kami.
Setelah dirasa sudah makan
kita kembali kepenginapan masing-masing. Untuk yang putri dirumah Vivi.
Sedangkan yang laki-laki dirumah Uda Hafidz. Kebetulan yang menyetir mobilnya
aku. Padahal aku belum tahu kondisi lalulintas Padang. Tapi, tak apalah, bismillah saja. Hehehehhe. Aku memacu
kendaraan dengan kecepatan 40-60 km/jam. Maklum daerah baru, belum berani untuk
tancap gas. Akhrnya sampailah dirumah Uda Hafidz. Beliau anak FIM#13. rumahnya besar dan ternyata
dia hanya tinggal sendiri saja. Orang tuanya sedang pergi keluar kota. Kami
semua menurunkan barang-barang dan istirahat sejenak dikamar yang telah
disediakan.
Sore harinya saya beserta
teman-teman laki-laki berangkat kembali menjemput teman-teman putri. Dan kami
akan kumpul di spot yang telah ditentukan. Berkumpul di Universitas Andalas.
Yup, ini kali pertamanya menginjakkan kaki saya di kampus yang benar-benar
terletak dibukit. Hehehehe, maklum UNNES walaupun terletak dibukit, tapi
nuansanya tidak seperti sedang dibukit ^^. Perjalanan di UNAND sangat amat
berkesan gedung kampus yang seperti layaknya markas power ranger. Amat luarbiasa dan diselingi oleh pemandangan gunung
dan kota Padang yang nampak terlihat dari atas. Seperti kampus dinegeri awan.
Sesampai di UNAND kami bertemu dengan saudara sekamar saya saat FIM#12 kemarin.
Namanya Dori dan Eep dari FIM#11. senangnya bukan main sudah 1 tahun tidak
bertemu dengan saudara saya ini. Kami berjabat tangan dan berpelukan layaknya saudara yang telah lama tidak
bertemu. Dan ada Uda Denni yang sedang melatih menari para mahasiswa bidik misi
UNAND yang akan ditampilkan di acara MTQ nasional yang akan diselenggarakan di
Padang. Setelah berkumpul beberapa dari kami ingin makan. Terutama saya. Ntah
kenapa semenjak turun dari pesawat di Bandara Internasional Minang. Perut ini
amat lapar. Akhirnya kami turun kembali untuk makan. Ditemani oleh saudara kami
Yudhi sebagai guide. Setelah aku
memarkir mobil. Aku dan
teman-teman lainnya masuk kesebuah rumah makan. Tentu saja rumah makan padang
hehehe. Aku memesan ayam bakar khas padang. Ternyata masakan rumah makan padang
sendiri jauh berbeda dengan rumah makan padang pada umumnya saat saya di Jawa.
Bumbunya khas dan berasa banget. Dirasa satu piring nasi kurang. Aku dan
temanku rofi meminta nasi lagi, alias nambah. Hehehe. Kami juga dihidangkan
sepiring kecil emping yang diberikan bumbu pedas. Hmmmm,,,enak sekali ternyata. Benar-benar
pengalaman yang sukar untuk dilupakan.
Setelah dirasa sudah selesai
kami semua kembali ke UNAND. Tentu saja sebelum masuk ke UNAND kami berfoto
dulu di depan pintu gerbang UNAND. Hehehehe, padahal sya asendiri belum pernah
berfoto dipintu gerbang kampus sendiri. Tapi, sudahlah. ^^. Setelah berfoto
kami melanjutkan kembali ke gedung PKM UNAND yang terletak tidak jauh dari
pintu gerbang UNAND. Kami semua sholat maghrib dan tidak lupa juga kami yang
dari pulau jawa sholat jama’ isya. Setelah melakukan ibadah sholat kami
siap-siap utnuk memberi logistik untuk persiapan FIM#14 di bukit tinggi nanti.
Tidak lupa juga kami dipinjamkan lampu sorot beserta yang lainnya. Karena
dirasa besar dan tidak muat akhirnya perkakas lampus sorot itu saya yang pangku
didepan dan mobil yang nyetir Yudhi. Agaknya berat juga ternyata -_-.
Kami mencari logistik seperti
figura, lakban, trash bag dan
lain-lain. Karena tidak menemukan figura yang sesuai keinginan. Kami beli
ditempat yang lain. Sesampainya di pasar swalayan kami semua menunggu teman
kami Rona dengan Yudhi membeli figuranya. Setelah mendapatkan semuanya kami
kembali ke penginapan kami masing-masing.
Setelah kembali ke rumah Uda Hafidz, Uda Denni mengajak kami pergi ke jembatan siti Nurbaya. disana ada view laut yang bisa dilihat dari jemabatan dan dibawah jemabatan ada perahu-perahu yang sedang berlabuh disana. Aku yang membawa mobil pada saat itu. mobil Avanza hitam melaju dikeheningan malam kota Padang. ternyata kami melewati pesisir pantai. gelap tak terlihat, namun anginnya sejuk. hehehehe maklum anak gunung. ^^. Dan sampailah kami di Jembatan Siti Nurbaya. Subahanallah saya melihat kapal-kapal yang sedang berlabuh disana dengan taburan lampu yang menyala. wonderful view, guys. Disana kami ngobrol menikmati semilir angin malam di Jembatan Siti Nurbaya. subhanallah, hanya itu yang bisa saya ucapkan dalam hati yang terdalam ini. setelah itu kami mengantarkan teman-teman perempuan kembali ke kosannya vivi. Lalu aku
bertukar posisi denga Yudhi. Aku yang menyetir mobil dari kosan vivi ke kosannya Uda Hafidz. Suasana
malam kota Padang amat dingin namun tentram. Aku bersyukur bisa diberikan
kesempatan untuk pergi mengunjungi sebuah alam yang dilukiskan oleh Allah.
Yahhh, ini baru hari pertama saya di kota Padang. Tidak sabar rasanya aku ingin
menikmati Indahnya Padang. Maka nikmat
mana lagi yang ngkau dustai??
To be continued...
Senin, 01 Juli 2013
Integritas Pemimpin
Suatu hari Amirul Mukminin Umar bin Khatab RA membeli kuda dari seorang pedagang A'rabi. Selang beberapa waktu, ketika dituntun pulang, tiba-tiba kudanya pincang. Maka, kembalilah beliau menggugat pada si penjual kuda.
Ia menuntut dikembalikannya uang karena tak ingin membeli kuda pincang. Karena masing-masing merasa tidak bersalah, baik Umar maupun penjual kuda bersepakat menunjuk hakim atau qadhi untuk menyelesaikan masalah mereka.
Keduanya kemudian menemui seorang pemuda yang terkenal objektif dan adil di Madinah. Setelah mendengar permasalahan dari keduanya, berkatalah sang pemuda, "Wahai Amirul Mukminin, saat kau menerima kuda apakah kakinya sehat atau sudah pincang?'' Umar pun menjawab, "Kakinya sehat dan tidak pincang."
Lalu sang pemuda memutuskan, "Kalau begitu, wahai Amirul Mukminin, engkau boleh mengembalikan kuda itu ke penjual dengan catatan, kaki kudanya harus sehat dan tidak pincang."
Umar tentu saja kaget, namun ia juga tak bisa menyembunyikan kegeliannya. Umar tertawa, seraya berkata, ''Semudah itukah memutuskannya?'' Sang pemuda menjawab tegas, "Ya, semudah itu."
Umar kembali tertawa dan berkata kepada sang pemuda, “Segera berkemaslah dan pergilah ke Bashrah (Irak). Kamu aku angkat menjadi Qadhi (hakim) karena di sana banyak permasalahan pelik yang membutuhkan orang sepertimu untuk menyelesaikannya.''
Pemuda itu bernama Syuraih. Dalam sejarah, ia tercatat sebagai seorang hakim yang sangat fenomenal karena keputusannya mengalahkan dua Amirul Mukminin, yaitu Umar bin Khatab dan Ali ibn Thalib dalam sebuah persidangan.
Pelajaran berharga dari kisah ini adalah integritas, baik dari sisi penggugat maupun sang hakim. Bisa kita bayangkan jika hakimnya tidak punya integritas yang tinggi, dia tidak akan berani mengalahkan sang superpower, Amirul Mukminin, atau pemimpin. Apalagi lawan tandingnya hanyalah rakyat kecil biasa.
Namun, yang juga luar biasa adalah integritas dari sang Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Bagaimana dia mampu mengalahkan egonya sebagai seorang pemimpin dengan tidak memutarbalikkan fakta yang ada untuk kepentingan pribadinya.
Kata kunci untuk menjelaskan hal itu semua adalah karena rasa takutnya kepada Allah SWT. Rasa takut mereka karena didasarkan keimanan yang kuat. Rasa takutnya Syuraih sebagai hakim akan keputusannya adalah bila untuk kepentingan duniawi ia memenangkan sang khalifah. Demikian pula, takutnya Umar karena kalau ia menggunakan kekuasaan tanpa hak maka hal itu akan menzalimi orang lain hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.
Mencermati kasus-kasus hukum dan korupsi di negeri ini, sejatinya kita membutuhkan integritas dari para pemimpin, baik di eksekutif, yudikatif, maupun legislatif. Tanpa itu, keinginan untuk melihat tegaknya keadilan yang berujung pada kesejahteraan rakyat dan negara ini, seperti menanti hujan di musim kemarau.
Ia menuntut dikembalikannya uang karena tak ingin membeli kuda pincang. Karena masing-masing merasa tidak bersalah, baik Umar maupun penjual kuda bersepakat menunjuk hakim atau qadhi untuk menyelesaikan masalah mereka.
Keduanya kemudian menemui seorang pemuda yang terkenal objektif dan adil di Madinah. Setelah mendengar permasalahan dari keduanya, berkatalah sang pemuda, "Wahai Amirul Mukminin, saat kau menerima kuda apakah kakinya sehat atau sudah pincang?'' Umar pun menjawab, "Kakinya sehat dan tidak pincang."
Lalu sang pemuda memutuskan, "Kalau begitu, wahai Amirul Mukminin, engkau boleh mengembalikan kuda itu ke penjual dengan catatan, kaki kudanya harus sehat dan tidak pincang."
Umar tentu saja kaget, namun ia juga tak bisa menyembunyikan kegeliannya. Umar tertawa, seraya berkata, ''Semudah itukah memutuskannya?'' Sang pemuda menjawab tegas, "Ya, semudah itu."
Umar kembali tertawa dan berkata kepada sang pemuda, “Segera berkemaslah dan pergilah ke Bashrah (Irak). Kamu aku angkat menjadi Qadhi (hakim) karena di sana banyak permasalahan pelik yang membutuhkan orang sepertimu untuk menyelesaikannya.''
Pemuda itu bernama Syuraih. Dalam sejarah, ia tercatat sebagai seorang hakim yang sangat fenomenal karena keputusannya mengalahkan dua Amirul Mukminin, yaitu Umar bin Khatab dan Ali ibn Thalib dalam sebuah persidangan.
Pelajaran berharga dari kisah ini adalah integritas, baik dari sisi penggugat maupun sang hakim. Bisa kita bayangkan jika hakimnya tidak punya integritas yang tinggi, dia tidak akan berani mengalahkan sang superpower, Amirul Mukminin, atau pemimpin. Apalagi lawan tandingnya hanyalah rakyat kecil biasa.
Namun, yang juga luar biasa adalah integritas dari sang Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Bagaimana dia mampu mengalahkan egonya sebagai seorang pemimpin dengan tidak memutarbalikkan fakta yang ada untuk kepentingan pribadinya.
Kata kunci untuk menjelaskan hal itu semua adalah karena rasa takutnya kepada Allah SWT. Rasa takut mereka karena didasarkan keimanan yang kuat. Rasa takutnya Syuraih sebagai hakim akan keputusannya adalah bila untuk kepentingan duniawi ia memenangkan sang khalifah. Demikian pula, takutnya Umar karena kalau ia menggunakan kekuasaan tanpa hak maka hal itu akan menzalimi orang lain hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.
Mencermati kasus-kasus hukum dan korupsi di negeri ini, sejatinya kita membutuhkan integritas dari para pemimpin, baik di eksekutif, yudikatif, maupun legislatif. Tanpa itu, keinginan untuk melihat tegaknya keadilan yang berujung pada kesejahteraan rakyat dan negara ini, seperti menanti hujan di musim kemarau.
Hiduplah Sebatas Hari Harimu
Oleh Syeikh Muhammad Al Ghazali
Galau, risau, Stress ??
Salah satu kesalahan manusia adalah menanggung beban masa depannya yang masih jauh pada saat sekarang ini. Bila seseorang berangan-angan maka pemikirannya beralih ke ruang tanpa batas, yang segera dipenuhi oleh bisikan, praduga dan kecemasan yang segera mencengkramnya.Keraguan dan kegelisahan Itu semua akan menipu kita . Mengapa tidak hidup dalam batas harimu yang ini saja..
Psikolog Barat Dale Carnegi telah meneliti sejumlah tokoh sukses dari orang yang tidak terpengaruh masa depan tapi mencurahkan perhatian pada kondisi saat ini semata. Dengan cara yang cerdas ini hasilnya adalah keamanan bagi kondisi mereka saat itu dan sekaligus hari esoknya. Ungkapnya,” Kami tidak mengejar tujuan yang secara tiba-tiba terlintas dalam pikiran kami dari masa yang jauh. Kami hanya mengerjakan pekerjaan yang jelas dan nyata ada di hadapan kami hari ini ‘..nasihat dari seorang terkemuka di Inggris thomas Carlel.
Hidup dalam batasan hari ini menurut nasihat di atas sesuai pula dengan apa yang sudah dinasihatkan oleh Rasulullah SAW “ Barang siapa bangun dipagi hari dengan hati tenang, badan yang sehat, memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dunia telah ditundukkan seluruhnya kepadanya. (H.R. At Tirmidzi)
Jika telah terbit subuh, Khalilullah Ibrahim As berdoa , “ Ya Allah ini adalah ciptaan (hari) baru, maka bukakanlah ia untukku dengan ketaatan kepadaMU dan tutupllah dengan ampunan dan ridha-Mu. Ya Allah berilah aku rezeki di dalamnya dengan penerimaan yang baik dariku , tumbuhkan dan lipat gandakan ia untukku, dan ampunilah untukku keburukan yang aku ketahui ada padanya. Sesungguhnya engkau Maha Pengampun, Maha Pengasih, Maha Penyayang , dan Maha Mulia,” Beliau berkata, “ Barang siapa yang berdoa dengan doa ini di pagi hari, maka ia telah mensyukuri harinya.”
Dalam keseharian Rasulullah SAW, beliau menunjukkah kebenaran cara ini dalam menata kehidupan, menghadapi setiap bagiannya dengan penuh semangat dan harapan baru. Apabila tiba waktu pagi Rasulullah berkata, “ Kami berada di waktu pagi, dan menjadilah kerajaan milik Allah. Segala puji bagiNya , tidak ada sekutu bagi Nya, Tidak ada Tuhan selain Dia, dan hanya kepadaNya tempat kembali.” Dan jika tiba waktu senja , beliau mengucapkan, “ Ya Allah , aku mendapati waktu sore dari Mu dalam kenikmatan, keafiatan dan perlindungan. Maka sempurnakanlah untukku nikmat Mu, ke’afiatan dari Mu dan perlindungan Mu di dunia dan akhirat…” (H.R. At Tirmidzi)
Sebagian manusia meremehkan pemberian Allah SWT kepadanya berupa keselamatan dan ketenangan diri dan keluarganya. Terkadang kelalaian besar ini semakin menjadi-jadi dan bertambah akibat hilangnya harta kekayaan dan kekuasaan. Sikap seperti ini sama halnya dengan lari dari kenyataan , merusak agama dan dunia.
Konon, suatu hari seorang laki-laki bertanya kepada Abdullah bin Amir bin Ash, “ Bukankah aku ini termasuk orang miskin dari kalangan muhajirin?” Abdullah pun balik bertanya, “ Apakah engkau memiliki istri tempat mencurahkan kasih sayang? Dia menjawab , “ Ya.” Lalu Abdullah bertanya lagi , Apakah engkau memiliki rumah sebagai tempat tinggal ? Dia menjawab “ Ya.’ Maka Abdullah pun berkata” Engkau termasuk golongan orang kaya,” orang itu pun menambahkan “ saya juga memilliki seorang pelayan,” Lalu Abdullah berkata “ Kalau begitu engkau termasuk golongan Raja,” jawab Abdullah
Simak petuah Abu Hazim yang mengatakan “ sesungguhnya antara aku dan para raja itu sama-sama berada dalam hari yang sama. Hari kemarin sudah tidak mereka rasakan lagi lezatnya. Sedangkan esok hari , aku dan mereka sama-sama mengkhawatirkannya …Jadi yang ada hanyalah hari ini.” Sosok saleh yang fakir ini mengingatkan para raja dan bangsawan bahwa kelezatan hidup di masa lampau akan sirna bersama berlalunya hari.
Dengan demikian yang tersisa hanyalah “hari ini” dimana bagi orang yang berakal akan mengoptimalkannya pada setiap detiknya. Dalam bingkai “hari ini’ juga seorang yang mampu menata diri dan memantapkan tujuan akan berubah menjadi raja!
Hidup dalam batasan hari ini bukan berarti apatis dengan masa depan dan tidak mempersiapkan diri untuk menyongsongnya karena persiapan akan hal itu merupakan hal yang baik dan rasional. Hanya ada perbedaan antara perhatian dan kekhawatiran akan masa depan dengan menghadapinya secara berelebihan, juga ant ara beraktivitas hari ini dan kecemasan tentang apa yang telah dipersiapkan untuk esok. SO ? … just tawaqal kepada Allah
Pada hakikatnya , merasa cukup secara material, menerima dengan baik apa yang ada dalam genggaman dan tidak berpegang kepada angan-angan adalah inti dari kebesaran jiwa dan rahasia kemenangan atas berbagai krisis. Yaitu orang-orang yang tidak mengeluh atas kehilangannya, dan tidak merasa sombong bila karunia mendatanginya
Langganan:
Postingan (Atom)
Semua dan Segalanya
karena sejatinya manusia hadir dunia saling berpasangan. Itulah yang Allah beritahukan kepada manusia melalui Al-Qur'an. Bahwa setiap in...
-
hay sahabat,, lama tidak nulis di blog ini. udah berdebu dan banyak jaring laba-labanya. hehehehe oke sob, tulisan kali ini kita berceri...
-
karena sejatinya manusia hadir dunia saling berpasangan. Itulah yang Allah beritahukan kepada manusia melalui Al-Qur'an. Bahwa setiap in...
-
Jika ada suatu pilihan, yang berada didepan kita semua & kita diharuskan untuk memilih pilihan tersebut. Tentang suatu pertanyaan klas...